Ika Dewi Ana menyelesaikan pendidikannya sebagai dokter gigi dan master dalam bidang kedokteran dari Universitas Gadjah Mada. Ia pernah menjadi dokter gigi di Poliklinik Bhayangkara, Yogyakarta, sebelum akhirnya menjadi dosen di almamaternya, Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Gelar doktor diraihnya pada tahun 2004 dari Universitas Kyushu (Jepang). Setelahnya ia terus melanjutkan penelitian postdoctoral di Radboud Universiteit Nijmegen (Belanda) dan di Institute for Frontier Medical Sciences, Universitas Kyoto (Jepang). Produktivitas penelitiannya diterbitkan di jurnal-jurnal internasional terindeks antara lain di Acta Biomaterialia, Journal of Biomedical Materials Research Part A, Biomaterials, dan sebagainya, terutama terkait karbonat apatit dan regenerasi jaringan. Ia memiliki 4 paten. Salah satunya saat ini hasil risetnya telah dimanfaatkan oleh para ahli bedah mulut dan maksilofasial, ahli implant, dan dokter gigi di seluruh Indonesia. Produk tersebut bahkan telah masuk ke dalam list e-Katalog sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pasien BPJS. Pada tahun 2014, oleh JICA-AUN SEED Net, ia ditetapkan sebagai peneliti skema CRI (Collaborative Research with Industry) yang berhasil menjadi best practices di Asia. Ika juga menerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) 2014 dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tahun 2015 ia mendapat penghargaan Penelitian Unggulan Anak Bangsa dari Kemenristek Dikti pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Ika juga ditetapkan menjadi Presiden the International Society of Ceramics in Medicine (ISCM) ke-27. Dalam Hari kebangkitan Teknologi Nasional ke-20 tanggal 10 Agustus 2015 yang lalu, Ika Dewi Ana ditetapkan sebagai 20 Inovator Karya Unggulan. Pada 16 September 2016 Ika memperoleh penghargaan dari SRB (Romanian Society for Biomaterials) untuk SRB Excellence Award di Konstanta, Rumania dan November 2016 Ika juga memperoleh Bioceramics Excellence Award dari ISCM (The International Society for Ceramics in Medicine) di Charlotte, USA. Ia juga adalah Industrial Committee Member pada TERMIS-AP (Tissue Engineering and Regenerative Medicine Society – Asia Pacific) sejak 2015 hingga sekarang. Di samping aktivitasnya sebagai akademisi, sejak 5 Januari 2015 Ika mendapat tugas sebagai Direktur pada Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik (PIKA) UGM, setelah sebelumnya ia menyelesaikan penugasan sebagai Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (12 November 2012-5 Januari 2015) dengan tugas yang telah dijalankan yaitu melembagakan dan mengembangkan kerjasama pentaheliks di UGM, termasuk membantu menghilirkan hasil-hasil penelitian UGM ke masyarakat, mitra perguruan tinggi, dan industri. Saat ini ia adalah Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM.