Melonjaknya harga minyak goreng di Indonesia selama beberapa bulan terakhir menjadi permasalahan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Permasalahan kelangkaan dan kenaikan minyak goreng tersebut ternyata menggugah lima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) untuk mengembangkan riset pemanfaatan mikroalga sebagai bahan alternatif bahan pokok minyak goreng komersial di Indonesia.
Riset ini dilakukan Jody Ashrib Satriayudistira (Jurusan Biologi angkatan 2019), Fikri Ramadhan (Jurusan Biologi angkatan 2019), Lathief Al Umami (Jurusan Biologi angkatan 2019), Anindya Destifany Salsabila (Jurusan Kimia angkatan 2019), dan Mohammad Yuzer Irosoneri (Jurusan Teknik Kimia angkatan 2020) melalui pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan sumber dana dari Kemendikbud Ristek. Produk riset mereka diberi nama Choil atau Chlorella Healthy Frying Oil.
Dengan mengintegrasikan pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh di bangku kuliah, bersama-sama mereka berhasil melakukan ekstraksi minyak dari biomassa kering mikroalga Chlorella vulgaris di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM dan Laboratorium Proses Pemisahan Departemen Teknik Kimia UGM. Kepada wartawan, Kamis (15/9), Jody menjelaskan alasan pemilihan mikroalga sebagai bahan alternatif minyak goreng yaitu jika dibandingkan dengan tanaman konvensional, mikroalga memiliki laju fotosintesis yang lebih cepat sehingga waktu panennya lebih singkat, mampu menyerap lebih banyak karbondioksida di udara, tidak memakan banyak lahan, dan kaya akan zat gizi.
“Chlorella vulgaris adalah salah satu spesies mikroalga yang sering dikultivasikan untuk diambil lipidnya sehingga pada umumnya mikroalga ini dimanfaatkan sebagai bahan baku biofuel,” katanya.
Seperti diketahui, mikroalga mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat seperti berbagai macam asam lemak esensial seperti palmitic acid, myristic acid, linoleic acid, eicosatrienoic acid, erucic acid, nervonic acid, dan oleic acid. Selain mengandung karbohidrat, protein, klorofil a dan b, serta antioksidan berupa karotenoid.
Fikri Ramadhan menambahkan bahwa Chlorella vulgaris juga memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kelapa sawit dalam pembuatan minyak goreng. Secara umum, mikroalga dikenal dapat menghasilkan minyak paling banyak dengan luas lahan lebih sedikit dibandingkan tanaman terestrial yang kita kenal saat ini. Menurutnya, proses ekstraksinya sendiri sangat mudah untuk dilaksanakan, dengan kualitas minyak yang cukup baik menyamai kualitas minyak goreng yang umum ada di pasaran. “Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mikroalga memang mengandung kandungan lemak dalam jumlah banyak sehingga menjadikan produk ini ekonomis,”katanya.
Ia menambahkan apabila dikembangkan secara luas maka minyak goreng dari mikroalga ini bisa menjadi alternatif pengganti minyak goreng di pasaran dan lebih ramah lingkungan. Selain itu, minyak goreng dari mikroalga ini kaya akan zat gizi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Penulis : Gusti Grehenson