Banyak pihak masih kurang percaya Covid-19 mampu menular pada hewan. Bahkan, orang berpikir tidak mungkin Covid-19 mampu menular pada hewan kesayangan, tetapi kenyataan terjadi juga saat dua ekor harimau Sumatera di Margasatwa Ragunan yang sudah terpapar Covid-19 pada 15 Juli 2021 lalu.
Dr. drh. Guntari Titik Mulyani, MP mengatakan sejak 5 Maret 2020 ada hewan peliharaan yang secara tidak sengaja terpapar Covid 19 yaitu dua ekor anjing peliharaan dan satu ekor kucing peliharaan di Hongkong, serta dua hewan peliharaan kucing di Amerika Serikat pada 22 April 2020. Semua hewan tersebut diketahui berhubungan dekat dengan pemiliknya yang terinfeksi.
“Mengutip pendapat Jianzhong, salah satu peneliti Sars-CoV-2 dengan menginokulasikan virus intranasal pada 7 kucing berumur 6-9 bulan maka didapati Sars-CoV-2 dapat bereplikasi efisien pada kucing, dan kucing yang lebih muda lebih rentan dari pada yang lebih tua. Virus SARS-CoV-2 dapat menular antara kucing melalui rute udara,” ujar dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Jumat (13/8).
Masih mengutip pendapat Jianzhong, kata Guntari, virus ini juga menginokulasi virus intranasal pada 5 anjing berumur 3 bulan dan didapati bahwa anjing memiliki kepekaan yang rendah terhadap infeksi SARS-CoV-2. Meski begitu hingga saat ini tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan virus yang menyebabkan Covid 19.
Guntari menjelaskan corona virus (CoV) adalah sekelompok virus RNA yang terselubung, untai tunggal yang termasuk dalam urutan Nidovirales, famili Coronaviridae. Virus diberi nama corona karena ketika dilihat dari atas di bawah mikroskop elektron, virus memiliki cincin proyeksi yang tampak seperti coronet atau mahkota kecil yang terbuat dari ornamen yang dipasang pada cincin logam.
Ada banyak jenis corona virus, masing-masing memengaruhi spesies hewan yang berbeda, termasuk manusia. Atas dasar pohon-pohon filogenetik empat klaster coronavirus (CoV) dapat dibedakan, tiga di antaranya (Alpha-, Beta- dan Gammacoronavirus) dan telah diakui dan diklasifikasikan sebagai genera.
“Penyakit yang disebabkan karena alphacoronavirus telah lama dijumpai pada anjing (Canine Corona Virus/CCoV) dan kucing (Feline Corona Virus/ FCoV). Betacoronavirus pada manusia menyebabkan SARS dan MERS,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan corona virus terutama menyebabkan penyakit pernapasan dan/atau enterik dan ditemukan pada banyak spesies hewan, termasuk hewan liar, hewan peliharaan, dan manusia. Pada hewan CoV menyebabkan bronkitis pada unggas (Avian Infectious Bronchitis), gastroenteritis menular pada babi (Swine Transmissible Gastroenteritis), gastro enteritis pada anjing (Canine Enteric Coronavirus), dan radang peritoneum infeksius pada kucing (FIP).
Saat ini vaksinasi terhadap corona virus pada anjing telah rutin dilakukan oleh pemilik hewan. Sementara kebanyakan CoV manusia (HCoV) menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang relatif ringan (flu biasa).
“Dua virus zoonosis yang disebut sindrom pernafasan akut (SARS) CoV dan sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) CoV ini sering dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bawah yang parah dan utamanya mengancam kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Melihat kenyataan hewan kesayangan dapat tertular Covid 19 maka ia menyarankan agar pemilik wajib untuk mencegah kontak penderita Covid 19 dengan hewan kesayangannya. Kucing memiliki kepekaan terinfeksi Covid 19 yang lebih tinggi dibandingkan anjing. Oleh karena itu, jika dijumpai kasus Covid 19 pada kucing maka isolasi hewan juga perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan penularan kepada hewan lain.
Guntari menandaskan kembali sampai saat ini tidak ada bukti hewan memainkan peran penting dalam menyebarkan virus yang menyebabkan Covid 19 pada manusia. Oleh karena itu, mengoptimalkan imunitas hewan kesayangan, mencegah kontak dengan manusia atau kucing positif Covid 19, dan membawa hewan kesayangan yang diduga tertular Covid 19 merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam menjaga hewan kesayangan dari Covid 19.
“Jadi, pada prinsipnya Covid 19 pada manusia bisa menular pada anjing dan kucing, tetapi tidak sebaliknya,” tandasnya.
Gejala Covid 19 pada anjing dan kucing, menurutnya, tidak seberat pada orang, kucing lebih peka dari pada anjing dan dapat menularkan pada kucing lain. Oleh karena itu, untuk menjaga hewan kesayangan dari Covid 19 maka perlu mengoptimalkan imun hewan.
“Sebisa mungkin jauhkan hewan kesayangan dari penderita Covid 19. Jika diketahui kontak atau bergejala Covid 19 sebaiknya segera ke dokter hewan dan jika positif Covid-19 harus dilakukan isolasi,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : HerStory.co.id