Di Amerika, sekolah vokasi atau kejuruan berkembang cukup pesat di berbagai jalur pendidikan. Setiap tahunnya, minat masyarakat terhadap sekolah vokasi dan community college terus menunjukkan peningkatan.
Linda Serra Hadgehorn, Direktur Research Institute for Studies in Education (RISE), menuturkan community college banyak diminati warga Indonesia yang mengambil studi di Amerika karena sekolah ini menerima siswa internasional dan dipandang memberikan ruang bagi keberagaman budaya. “Tidak sedikit pula universitas-universitas besar yang menerima mahasiswa asing lulusan sekolah ini,” kata Linda dalam diskusi dengan menggunakan digital video conference bertajuk “Community Colleges: A Concept for All Nations” yang diselenggarakan oleh American Corner, Perpustakaan UGM, Rabu (17/2).
Ditambahkan oleh staf pengajar Iowa State University ini, dalam proses belajar-mengajar, para siswa diberikan pelatihan-pelatihan penting yang berguna bagi profesi yang akan dijalaninya selepas college. Menurut Linda, keunggulan sistem pendidikan ini adalah ide pendidikan pascasekolah menengah yang didanai oleh pemerintah untuk mendekatkan siswa kepada komunitasnya dan diharapkan dapat melayani masyarakat di sekitarnya. Community college juga berperan sebagai alternatif bagi anak muda yang ingin melanjutkan pendidikan di universitas, tetapi terhambat karena hal finansial ataupun kesulitan dalam menghadapi tes masuk universitas.
Sementara itu, di Indonesia juga telah berkembang sekolah kejuruan dan program diploma, seperti halnya UGM yang telah mengaktifkan sekolah vokasi. Pemerintah Indonesia dalam berbagai kesempatan menekankan komitmennya untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan dan pendidikan alternatif bagi warganya.
Ditambahkan Linda, sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia perlu menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan multinasional. Hal itu dimaksudkan untuk mendapatkan kepercayaan dari dunia industri sehingga terbuka peluang untuk magang dan kerja.(Humas UGM/Ika)