Ikatan Remautologi Indonesia cabang Yogyakarta menyelenggarakan seminar daring bertajuk “Mengenal Penyakit Rematik Asam Urat dan Autoimun serta Penanganannya” pada Sabtu (5/12) lalu. Dengan berkerja sama dengan PT. Novell Pharm. Labs, seminar ini digelar melalui platform Zoom.
Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR., Guru Besar FKKMK UGM, hadir sebagai pembicara seminar ini. Ia hadir untuk menyampaikan pemaparannya tentang hal-hal yang perlu diketahui masyarakat tentang penyakit rematik asam urat dan autoimun.
Prof. Nyoman menjelaskan bahwa rematik asam urat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyakit tersebut bisa disebabkan faktor dari dalam, yakni secara genetik dan akibat kondisi penyakit lain. Namun, ia juga menyebut bisa pula disebabkan dari luar yaitu dari pola konsumsi.
“Penyakit yang menyerang persendian ini bisa diderita oleh seseorang yang sering mengonsumsi makanan mengandung purin. Hal itu seperti jeroan, otak, kacang-kacangan, kobis, kangkung, emping, durian, dan nanas,” terangnya.
Sementara untuk Autoimun, Nyoman menyebut juga disebabkan faktor dari dalam, seperti etnis, genetik, dan gender (wanita lebih rawan). Kemudian, faktor dari luar, yakni lingkungan (cahaya matahari, bahan kimia, dan infeksi virus atau bakteri).
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kedua penyakit itu memang sama-sama menyerang persendian tubuh, namun untuk rematik cenderung hanya menyerang sebagian persendian, umumnya di jari-jari kaki. Sementara Autoimun menyerang lebih menyeluruh persendian di tubuh.
Kemudian, untuk penanganannya, Nyoman mengungkapkan bahwa obat untuk kedua penyakit sudah ditemukan. Namun, untuk Autoimun memang cenderung lebih lama dan agak susah penyembuhannya, utamanya untuk jenis turunan lupus. “Rematik yang disebabkan oleh dampak penyakit lain lebih mudah diobati. Semisal kanker, maka kankernya diperbaiki maka akan sembuh dengan sendirinya,” terangnya.
Terakhir, Nyoman menyampaikan pesan-pesannya agar masyarakat terhindar dari kedua penyakit tadi. Untuk rematik, usahakan untuk menghindari atau mengurangi konsumsi makanan yang mengandung purin tadi. Ia juga mengingatkan bahwa semakin gemuk seseorang, juga semakin naik risiko terkena rematik.
Lalu, untuk Autoimun, ia mengingatkan agar tidak sering terkena infeksi, jangan stres, jangan terlalu capek dan cukup istirahat. Mengenai pola makan, ia menyebut bahwa sejauh ini belum ada penelitian atau temuan bahwa makanan tertentu bisa menyebabkan Autoimun.
Penulis: Hakam
Foto: Kontan.co.id