Logistik perkotaan di masa mendatang diharapkan akan didominasi oleh solusi Connected, Shared, Autonomous dan E-commerce. Connected. artinya, logistik perkotaan masa depan lebih terkoneksi antara pemerintah, penyedia infrastruktur transportasi dan logistik, penyedia jasa logistik dan lembaga keuangan.
Shared bermakna terdapat kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan (pengecer, konsumen, penyedia layanan) di bawah platform bersama. Sedangkan autonomous berarti mendorong penggunaan logistik otonom, mulai dari truk semi otonom, robot, sampai ke pesawat otonom (drone) yang memainkan peran integral pada masa depan pengiriman.
“Sementara itu, e-commerce menjadi kontributor penting pekembangan urban logistics. Faktanya, pertumbuhan retail online meningkat hampir 8 persen dalam tiga tahun terakhir,” ucap Erwin Raza, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Sistem Logistik Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam Webinar Peluncuran dan Bedah Buku “Logistik Perkotaan di Indonesia” terbitan Gadjah Mada University Press, sekaligus memperingati ulang tahun ke-19 Pustral UGM, Jumat, (10/7).
Dalam kesempatan ini, Erwin Raza memaparkan soal penataan ekosistem logistik nasional (National Logistics Ecosystem-NLE). NLE disebutnya sebagai ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan sarana pengangkut di pelabuhan hingga barang tiba di gudang (hinterland). Sistem tersebut berorientasi kerja sama antar instansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, serta menggunakan teknologi informasi dan teknologi digital.
Sistem tersebut, katanya, telah diundangkan melalui Inpres nomor 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yang mencakup pengaturan mengenai aspek platform, proses bisnis, tata ruang dan pembayaran. Sistem tersebut mengatur kegiatan logistik dari hulu hingga hilir baik domestik maupun internasional. Erwin juga menyampaikan contoh konsep pengembangan simpul konektivitas dan integrasi ekonomi antar wilayah (super hub) untuk menciptakan ekosistem pertumbuhan ekonomi, yang dilakukan di Ibukota Negara (IKN) baru Kalimantan Timur dan Bali/Nusa Tenggara.
Dr. Kuncoro Harto Widodo mewakili tim penulis buku menyampaikan buku Logistik Perkotaan di Indonesia berisi tentang Konsep Dasar Logistik Perkotaan, Persoalan Umum Logistik Perkotaan di Indonesia, Mapping Tantangan Persoalan dan Persepsi Stakeholder Logistik Perkotaan, serta Sinergi Antar Kota dan Antar Daerah dalam kerangka Sistem Logistik Nasional. Buku disusun berdasarkan teori dan regulasi di Indonesia dan praktik-praktik yang diterapkan di Indonesia, serta contoh-contoh penerapan di luar negeri.
“Buku ini terbit akhir tahun 2019 sehingga belum membahas terkait dampak pandemi Covid 19,” ungkap dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, sekaligus peneliti senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM.
Ia mengatakan salah satu masalah utama logistik adalah soal efisiensi, diantaranya terkait dengan pengelolaan jasa logistik, handling dan lain-lain. Permasalahan dalam logistik perkotaan sangat kompleks, tidak hanya berfokus pada masalah efisiensi/komersial, tapi terkait pula masalah non komersial seperti polusi dan ketidaknyamanan di sebuah kota yang berpotensi menurunkan kualitas hidup.
“Untuk itu, pembahasan mengenai logistik perkotaan lebih komprehensif dengan mempertimbangkan aspek kesejahteraan dan kualitas hidup secara luas. Lebih jauh, beberapa persoalan umum yang sering dijumpai pada logistik perkotaan adalah area perkotaan yang terbatas, kompetisi pemakaian ruang lalu lintas antara angkutan penumpang dan barang, kemacetan lalu lintas, polusi/emisi udara, masih terbatasnya fasilitas untuk konsolidasi dan dekonsolidasi,” tuturnya.
Hasil kajian Pustral UGM pada lima kota di Indonesia, yaitu Medan, Jakarta, Yogyakarta, Denpasar dan Makassar memperlihatkan pengaturan logistik dapat memperbaiki kualitas hidup. Oleh karena itu, kota-kota tersebut didorong untuk saling bersinergi menyelesaikan persoalan logistik perkotaan.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) & Chairman ASEAN Federation for Forwarder Associations (AFFA), selaku pembahas webinar mengatakan urban logistic semakin mendesak untuk dikembangkan. Pengembangan logistik saat ini masih fokus pada pelabuhan, sementara aspek logistik lebih luas.
“Sampai saat ini belum ada konsep yang jelas sehingga harus didorong terus bagaimana mengintegrasikan sistem logistik. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah mengenai komoditas yang diangkut,” jelasnya.
Yukki menyampaikan pandemi Covid-19 sebagai peluang bagi pelaku usaha mikro hingga besar sebab terjadi transformasi sosial, ekonomi dan budaya ke arah baru. Jasa logistik bukan hanya mencakup perpindahan barang, namun juga orang, uang dan jasa sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan skala komoditas yang dikelola serta bentuk transaksinya.
Ia mengakui sebagian besar sektor logistik memang terdampak berat akibat Covid-19, tetapi terdapat beberapa kegiatan logistik yang masih dapat bertahan bahkan mengalami pertumbuhan positif di masa new dan next normal. Beberapa kegiatan tersebut adalah jasa logistik e-commerce, jasa angkutan barang kiriman (kurir), jasa pergudangan bahan pokok dan barang retail, jasa layanan logistik berkaitan dengan transaksi B to C (Business to Consumer) dan C to C (Consumer to Consumer).
Peluang industri jasa logistik, menurutnya, semakin berkembang dengan tumbuhnya kelas menengah di Indonesia (yearly disposable income US$5000 – US$35.000) yang diperkirakan bertambah 59 persen pada 2030 dibanding 2014. Indonesia juga memiliki pangsa pasar dan pertumbuhan telepon seluler yang terbesar di Asean yang mendorong peluang industri logistik.
“Pangsa pasar telepon seluler di Indonesia adalah US$1,682 million, dengan pertumbuhan 37 persen pada periode 2016 – 2020. Paradigma logistik jelas sudah berubah dari economic skill yang berbasis optimization menjadi economic speed yang berbasis disruption,”paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Berita Kapal