Bilik pengembilan sampel swab pasien Covid-19 yang dikembangkan oleh tim UGM sudah dipakai oleh tiga rumah sakit di DIY. Ketiga rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Akademik UGM, Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul dan RUSD Yogyakarta. Anggota tim Peneliti Gama Swab sekaligus Dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA, Dr. Raden Sumiharto, S.Si., M.Kom, mengatakan gama swab merupakan sarana untuk memudahkan pengambilan swab secara nyaman dan aman karena mampu melindungi pasien dan tenaga kesehatan. “Kita sengaja membuat sarana pengambilan swab aman dan nyaman, sebagai bentuk kontribusi UGM dalam penanggulangan Covid-19,” kata Sumiharto, Kamis (9/7).
Bilik Gama swab yang diluncurkan pada akhir April lalu ini menurut Sumiharto terinspirasi dari kegalauannya menyaksikan pekerjaan istrinya yang berjuang dalam mengobati pasien covid. Ia pun berkeinginan membuat bilik yang memudahkan bagi tenaga kesehatan dalam mengambil sampel dan tidak harus menggunakan pakaian APD dengan lengkap. Ide tersebut dituangkan bersama rekan tim peneliti lainnya dari FKKMK UGM, Sekolah Vokasi UGM dan RSA UGM. “Kebetulan istri dokter spesialis paru di rumah sakit Panembahan Senopati Bantul tiap hari berinteraksi dengan Covid-19,” katanya.
Menurut Sumiharto untuk membuat bilik swab ini, ia bersama tim juga meminta masukan dari pengalaman pihak rumah sakit dalam mengambil sampel. Bila sebelumnya pengambilan sampel dilakukan di dalam ruangan maka aerosol di sekitar ruangan akan bisa menjadi media penularan covid sehingga dilakukan dekontaminasi ruangan hingga 5-10 menit setelah pengambilan sampel. Proses dekontaminasi tidak hanya membuat waktu tunggu pasien menjadi lama bahkan menyulitkan tenaga medis yang harus menggunakan APD lengkap secara terus menerus di ruangan.
Bilik Gama swab didesain dengan ukuran 1,2×1,2 x2 meter ini dilengkapi dengan hepa filter ukuran H14 sehingga bisa memfilter virus yang masuk ke bilik. Petugas operator cukup menggunakan PAD level 1 dan 2 pun bisa menggunakan bilik tersebut. Bilik ini juga dilengkapi dengan penerangan sinar UV sehingga selalu steril.“Aerososl di luar tidak akan masuk dan udara yang masuk ke bilik akan disaring oleh hepa filter,” katanya.
Selain itu, penggunaan bilik Gama swab ini bisa dilakukan di luar ruangan dan berpindah tempat. Keuntungan dalam pengambilan sampel swab di luar ruangan menurutnya akan mematikan virus ketika terkena sinar matahari saat pengambilan dilakukan pas di siang hari.
Selain ada hepa filter, bilik gama swab ini juga dilengkapi dengan air cooler, mikrofon, handrub, lubang swab, Fan tekanan positif, filter exhaust, lampu UV, glove, desinfektan, pedal desinfektan.
Prose pembuatan bilik swab ini menurutnya dilakukan dengan menggunakan kaidah ilmiah dan standar kesehatan global. Namun begitu, ia mengharapkan bilik gama swab ini bisa dipakai di daerah lain. Menurutnya ia membuka peluang kerja sama bagi pihak yang ingin menggunakan konsep bilik gama swab tersebut. “Kita ingin tenaga kesehatan kita aman dan nyaman saat ambil sampel swab, tidak harus lagi pakai APD lengkap,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson