
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tahun 2024 menyebutkan sebanyak 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Kondisi ini memperlihatkan peran strategis perempuan dalam pengembangan ekonomi keluarga dan pemberdayaan masyarakat. Namun demikian, masih banyak pelaku UMKM, khususnya perempuan harus berhadapan dengan berbagai tantangan, seperti kurangnya akses terhadap informasi dan pelatihan, keterbatasan inovasi produk, serta strategi pemasaran yang belum optimal. Oleh karena itu, perempuan pelaku UMKM perlu mendapat pendampingan usaha dari pemerintah, perguruan tinggi maupun pihak swasta.
Untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dari kalangan perempuan, Dharma Wanita Persatuan (DWP) UGM bekerja sama dengan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM menggelar pelatihan Kewirausahaan bertajuk Strategi Sukses UMKM: Inovasi Produk dan Pemasaran. Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor DPkM UGM, Kamis (15/5), menjadi bagian dari agenda rutin DWP UGM untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan UMKM.
Ketua DWP UGM, Indun Dewi Puspita, mengatakan pelatihan kewirausahaan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kaum perempuan dalam berwirausaha. “Kegiatan ini jadi bentuk komitmen bersama dalam mendampingi UMKM binaan agar mampu berkembang secara berkelanjutan,” ujarnya.
Indun berharap, keterlibatan perempuan dalam UMKM bisa berkontribusi pada peningkatan pendapatan rumah tangga, penguatan kemandirian ekonomi, serta pengurangan angka pengangguran. “Setidaknya mereka bisa mandiri secara ekonomi di keluarganya masing-masing,” ujarnya
Sekretaris DPkM, Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum menyatakan dengan kolaborasi antara DWP UGM dan DPkM bisa memberikan dampak pada UMKM agar bisa semakin maju dan berkembang serta mampu berdaya saing. “Kita ingin mendorong pelaku UMKM agar semakin teredukasi, naik level usaha, serta berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dan komunitas,” katanya.
Srie Nurkyatsiwi, selaku Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY menyatakan para pelaku UMKM diharapkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha, khususnya terkait inovasi produk dan strategi pemasaran yang efektif. Pasalnya, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah saat ini memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan kreativitas masyarakat, tetapi juga menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas,” ujarnya.
Srie memaparkan berbagai strategi penguatan daya saing UMKM melalui inovasi produk, pengemasan, digitalisasi, dan pemasaran yang adaptif. Iapun menekankan pentingnya keberanian pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan memperkuat branding agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Menurutnya, pemerintah telah menyediakan beberapa program pembinaan dalam rangka mendukung serta memastikan proses inovasi dapat berjalan dengan baik serta terbentuknya ekosistem yang kondusif.
Selain memanfaatkan dan mengoptimalkan kondisi yang ada, strategi inovasi yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan lingkungan untuk proses uji produk, dan implementasikan ide produk yang telah di uji. Selain itu, para pelaku UMKM diharapkan juga mampu menyelesaikan masalah terkait keluhan pelanggan. Namun yang tidak kalah penting, mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada, menerapkan standar minimal pelayanan serta menambahkan sentuhan-sentuhan yang kreatif dan adaptif dalam produk usaha mereka.
Penulis : Agung Nugroho