
Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Oyas Wahyunggoro, M.T., Ph.D dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Kendali Heuristik pada Fakultas Teknik, Kamis (12/6). Dalam pidato pengukuhan yang berjudul Kendali Heuristik dan Aplikasinya serta Peluang Pengembangan di Dunia Otomotif, Oyas Wahyunggoro mengatakan sistem kendali cerdas heuristik terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan sistem yang adaptif, efisien, dan mampu mengambil keputusan dalam lingkungan yang kompleks dan dinamis.
“Kendali heuristik adalah pendekatan yang memanfaatkan pengetahuan berbasis pengalaman atau aturan praktis untuk menghasilkan keputusan kendali yang efektif, terutama dalam sistem yang sukar dimodelkan secara matematis”, ujarnya.
Menurutnya, pendekatan ini telah lama digunakan dalam berbagai aplikasi. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, peluang penerapannya di dunia otomotif semakin terbuka lebar, terutama dalam pengembangan sistem bantu mengemudi dan kendaraan cerdas. Bagaimana kemudian pendekatan heuristik dapat menjawab tantangan-tantangan dalam sistem kendali modern. “Pendekatan heuristik ini bisa dimanfaatkan aplikasinya di sektor 4 industri, transportasi, dan sistem surveilans, serta menyoroti potensi besar yang dapat digali di dunia otomotif,” terangnya.
Selain itu, penerapannya juga meluas ke berbagai disiplin ilmu, antara lain kedokteran, teknik, teknologi informasi, dan lain-lain. Sementara dalam praktiknya, sistem kendali dan sistem cerdas dapat diintegrasikan secara sinergis membentuk sistem kendali cerdas.
Sistem cerdas ini dapat bekerja berbasis pembelajaran maupun berbasis pengalaman, pengetahuan, dan statistika, yang secara umum dikenal sebagai sistem heuristik. Ketika sistem kendali dikombinasikan dengan sistem cerdas berbasis heuristik, maka lahirlah sistem kendali heuristik. “Dalam perkembangan sistem kendali heuristik ini menunjukkan tren yang cukup pesat dan tentu saja aplikasinya semakin luas serta kompleks,” ungkapnya.
Oyas menandaskan sistem kendali heuristik dengan berbagai contoh aplikasinya di sektor industri, transportasi, dan surveilans yang telah memperlihatkan keberhasilan dan perannya. Dengan kemajuan dunia otomotif yang cukup pesat dan mengarah ke elektrifikasi, baik kendaraan listrik murni maupun hybrid, menurutnya sistem kendali heuristik masih ada peluang untuk dikembangkan ke dunia otomotif. Seperti pemakaian fitur yang disebut hill up control (HUC) yang bekerja bersama traction control. Fitur HUC ini merupakan sebuah gagasan baru dalam penelitian dan pengembangan yang mengacu pada prinsip kerja hill descent control (HDC).
Pada fitur HDC, pengemudi cukup mengaktifkan sistem, kemudian melepaskan kaki dari pedal rem maupun gas. Sistem akan secara otomatis mengatur pengereman, bukaan katup gas, dan crawl ratio yang sesuai dengan kondisi jalan menurun. Sementara itu, pada crawl control, pengaturan torsi dan rem dilakukan secara sinergis dengan kompleksitas yang lebih tinggi, dan biasanya digunakan ketika kendaraan terjebak di medan ekstrim seperti lumpur atau pasir dalam.
Oyas pun menjelaskan lebih lanjut mengenai sistem cerdas sebagai sistem yang dirancang untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, baik teknis, maupun non teknis, secara cepat, tepat, dan adaptif. Ia menyebutkan bahwa sistem cerdas terbagi menjadi 4 jenis yaitu sistem cerdas berbasis matematika, sistem cerdas berbasis pembelajaran, sistem cerdas berbasis pengalaman atau heuristik, dan juga sistem cerdas berbasis kombinasi pembelajaran heuristik.
Meskipun dengan segala kecanggihan dan kemampuannya, Oyas tetap mengingatkan bahwa sistem ini merupakan buatan manusia. Bahwa kecerdasannya hasil dari logika, komputasi, dan data bukan kesadaran. Sistem cerdas hanyalah alat bantu yang akan terus berkembang, tetapi tidak akan pernah menyamai hakikat penciptaan manusia. Oleh karena itu, tugas ilmuwan untuk mengarahkan pengembangan sistem cerdas ini agar tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan kebermanfaatan.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Donnie