
Sebanyak 80 mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah angkatan 2022, Departemen Geografi Pembangunan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, menjadikan Kepulauan Karimunjawa sebagai lokasi kajian mata kuliah wajib Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan menggali dilema pembangunan di wilayah kepulauan dan pesisir.
Sejumlah Hasil kajian dari para mahasiswa ini kemudian diangkat melalui SDGs Seminar Series ke-112 oleh Fakultas Geografi UGM untuk dievaluasi kembali oleh audiens dengan mengangkat tema “Archipelago Development: Dilema Pengembangan Pariwisata, Konservasi, dan Kesejahteraan Masyarakat di Karimunjawa.” Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan YouTube Live Streaming pada Senin (16/6).
Freya Alif Maretha, salah satu mahasiswa peserta KKL III, menjelaskan bahwa kawasan kepulauan seperti Karimunjawa memiliki potensi besar, namun juga menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks dan tidak merata, baik secara ekonomi maupun ekologis. “Ketika melakukan kajian selama lima hari ini, kami menemukan bahwa terjadi kesenjangan antara pelaku usaha wisata dan masyarakat sektor tradisional seperti nelayan. Selain itu, meningkatnya aktivitas pariwisata turut memperparah degradasi lingkungan, seperti kerusakan terumbu karang,” ungkapnya.
Muhammad Ahsan Alhuda, mahasiswa lainnya, menjelaskan secara rinci fokus dari 8 topik kajian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Geografi ini. Ia menjelaskan bahwa kajian ekowisata difokuskan pada potensi coastal ecotourism dan evaluasi kriteria Global Sustainable Tourism Council (GSTC). Kemudian topik mata pencaharian menyoroti dampak hegemoni pariwisata terhadap ekonomi lokal. Kajian ekonomi kelautan membahas strategi pengembangan ekonomi biru, sementara pelestarian lingkungan mengkaji dampak aktivitas manusia terhadap kelestarian alam Karimunjawa.
Selanjutnya adalah kajian Tata Kelola Wilayah dan Kemitraan Lokal. Pada kajian ini para mahasiswa berfokus pada pemetaan dan strategi alternatif untuk mengatasi ketidaksesuaian penggunaan lahan. Kajian Pengembangan Infrastruktur berfokus pada pengembangan infrastruktur pariwisata dan penunjang pariwisata di Karimunjawa. “Untuk kajian Manajemen Kebencanaan, mahasiswa mengkaji pengurangan ancaman bencana gelombang tinggi, abrasi, dan kekeringan dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Bahkan untuk logistik dan ketahanan pangan, kita mengkaji pemetaan alur dan analisis hambatan rantai pasok beras di Pulau Karimunjawa,” paparnya.
Havid Widiyanto, perwakilan dari Dinas LIngkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, turut menyampaikan tanggapannya terkait presentasi kajian dari mahasiswa UGM. Ia mengatakan bahwa kajian ini sebaiknya perlu untuk dikupas lagi secara detail. “Karena kajian dari mahasiswa ini sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk kami pengambil kebijakan dalam menentukan program-program pengembangan pulau Karimunjawa untuk kedepannya,” katanya.
Melalui kajian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Geografi ini, diharapkan terbangun pemahaman yang lebih dalam mengenai hubungan antara pengembangan wilayah, konservasi lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan kepulauan Indonesia, khususnya di Karimunjawa.
Dr. Alia Fajarwati, S.Si., M.IDEA., selaku Dosen Pembimbing Lapangan mengatakan kajian yang dilakukan mahasiswa ini merupakan bagian dari mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah. Melalui KKL III, mahasiswa diharapkan mampu menyusun analisis wilayah secara komprehensif berbasis data lapangan.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson