Di tengah maraknya kejadian gangguan ginjal akut pada anak, Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., mengingatkan pentingnya bijak dalam memilih obat-obatan dan suplemen kesehatan untuk keluarga. Hal ini disampaikan pada MyHealth Diary bertajuk “Waspada Gagal Ginjal Akut Pada Anak” yang ditayangkan pada kanal Youtube Universitas Gadjah Mada, Selasa (1/11).
“Ini merupakan satu pelajaran bagi kita bahwa segala sesuatu bisa terjadi. Tentu tidak perlu membuat kita heboh tapi perlu membuat kita waspada,” kata Ova.
Pada acara ini, ia menyampaikan paparan terkait kasus gangguan ginjal akut di Indonesia yang diduga disebabkan oleh kandungan etilena glikol (EG) dan dietilena glikol (DEG) pada obat sirup, serta penjelasan bagaimana keduanya bisa dijumpai dalam obat sirup.
Co-solvent seperti EG dan DEG, terangnya, diperlukan karena bahan-bahan obat adalah senyawa kimia yang tidak selalu bisa larut dalam air. Parasetamol misalnya, termasuk sukar larut dalam air.
“Jika akan dibuat tablet, tidak memerlukan pelarut, tetapi jika akan dibuat dalam bentuk sirup, maka perlu ditambahkan senyawa co-solvent yang akan meningkatkan kelarutannya, supaya senyawa obatnya terdispersi merata dan homogen,” paparnya.
Agar lebih selektif memilih obat untuk keluarga, menurutnya cara paling bijak adalah menghindari dulu obat-obat bentuk sediaan sirup ketika ada kekuatiran adanya cemaran EG dan DEG dalam sediaan sirup.
Selain itu, penggunaan obat juga perlu menjadi perhatian. Obat keras yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter, sementara untuk obat bebas dan vitamin yang dapat diperoleh tanpa resep masyarakat perlu bertanya kepada apoteker mengenai pilihan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Terkait pemilihan dan penggunaan suplemen Ova menerangkan, “Lebih baik menggunakan vitamin atau mineral dari sumber alami, kecuali pada kondisi khusus yang membutuhkan dosis lebih besar. Jika diperlukan tambahan vitamin, dapat digunakan bentuk-bentuk selain sirup seperti tablet hisap, atau sirup yang sudah dinyatakan aman oleh BPOM”.
Ia juga membantah anggapan bahwa lebih baik menggunakan obat herbal daripada obat kimia. “Tidak bisa digeneralisir, harus disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak semua obat herbal dapat menggantikan obat kimia, terutama untuk penyakit yang berat,” jelasnya. .
Meski belum ada data yang mengarah ke makanan sebagai salah satu faktor signifikan fenomena gangguan ginjal akut, masyarakat disarankan untuk mengonsumsi makanan masakan sendiri, menghindari makanan olahan, dan disarankan untuk mengkonsumsi produk-produk alami sebelum ada informasi lebih lanjut terkait dengan makanan.
Penulis: Gloria