
Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat, menemui Rektor UGM di Gedung Pusat UGM pada Jumat (9/3). Dalam kunjungan ini, ia bersama jajaran pimpinan UGM memaparkan berbagai rencana kerja sama yang dapat dilakukan antara UGM dengan perguruan tinggi di India maupun perusahaan India yang banyak beroperasi di Indonesia.
“Teknologi di India berkembang pesat dan sekarang menjadi salah satu yang cukup maju dalam bidang teknologi komunikasi. Saya harap kita bisa membicarakan kolaborasi antara UGM dengan universitas-universitas India,” ucap Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., memaparkan hingga saat ini UGM telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan 3 institusi di India. Meski demikian, perjanjian kerja sama ini baru bisa diwujudkan dalam beberapa aktivitas tertentu seperti kuliah umum yang mendatangkan profesor dari India.
Ia berharap dalam waktu mendatang lebih banyak dosen serta mahasiswa India yang datang ke UGM, juga banyak mahasiswa UGM yang bisa memperoleh pengalaman di India baik melalui program pertukaran mahasiswa maupun program double degree.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., menambahkan bahwa kemitraan dengan perusahaan India juga menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa UGM serta memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang kebutuhan dunia industri.
“Kita perlu menjalin relasi dengan industri, mengerti kebutuhannya. Kalau tidak, kita hanya berjalan sendiri tapi tidak menghasilkan apa pun yang bermanfaat,” jelasnya.
Untuk itu, ia mengutarakan harapannya agar perusahaan India di Indonesia dapat membuka kesempatan magang bagi mahasiswa UGM. Usulan ini pun mendapat sambutan baik dari Pradeep.
“Dengan senang hati kami akan membantu. Jika diperlukan kami bisa berbicara kepada perusahaan supaya mereka menerima mahasiswa yang akan melakukan kegiatan magang,” ujarnya.
Ia menuturkan kekagumannya bahwa Indonesia sudah bisa memiliki 4 startup bergelar unicorn dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini, ujarnya, menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki kapasitas serta potensi yang besar dalam dunia digital, juga menjadi salah satu pasar utama perusahaan teknologi dunia. Dengan potensi tersebut, ia yakin bahwa kerja sama yang semakin intens di antara kedua negara maupun institusi pendidikan serta industri di dalamnya dapat memberikan hasil yang saling menguntungkan. (Humas UGM/Gloria; Foto: Bani)