Perawat diharapkan dapat beradaptasi di tengah tantangan globalisasi dan era digital saat ini.
Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat (FKKMK) UGM, Ariani Arista Putri, S.Kep., Ns., MAN.DNP., menyebutkan perawat saat ini harus bisa mengimbangi perkembangan teknologi. Perawat dituntut bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar berbasis teknologi.
“Di tengah era digital saat ini, perawat harus melek terhadap teknologi informasi dan mengutamakan pasien saftey untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien. Kompetensi ini juga harus dimiliki tenaga medis lainnya,” jelasnya saat ditemui diruang kerjanya di FKKMK UGM, Jumat (16/3).
Ariani menjelaskan perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan pelayanan sesuai standar keperawatan. Perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi pasien paling lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, kemampuan untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat dibutuhkan.
“Kalau dianalogikan di ruang perawatan maka perawat itu adalah ibu rumah tangga yang selama 24 jam di ruang perawatan. Sementara dokter, ahli gizi, dan lainnya adalah tamu yang hanya sebentar di sisi pasien,” papar lulusan doktor University of Illinois Hospital & Health Science System ini.
Ariani menjelaskan perawat saat ini tidak hanya dituntut untuk bisa menjadi penyedia layanan keperawatan yang berkualitas semata. Perawat juga diharapkan mampu menjadi advokat bagi para pasien.
Peran sebagai advokat untuk membantu pasien dan keluarga dalam memberikan informasi dari pemberi pelayanan atas tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien. Disamping itu, menjadi mediator dan melindungi hak-hak pasien atas pelayanan yang baik.
“Perawat juga harus punya critical thingking menghadapi semua elemen baik itu pasien dan tenaga medis lainnya,” tuturnya menyongsong peringatan Hari Perawat Nasional tanggal 17 Maret besok .
Ariani mengatakan peran perawat tidak hanya sebatas memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat juga wajib memiliki keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi kepada pasien terkait tindakan preventif dan promosi kesehatan bagi masyarakat.
Sementara saat disinggung tentang kualitas perawat di Indonesia, Ariani menyampaikan perawat di tanah air memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Hanya saja, penguasaan bahasa masih menjadi kendala utama yang dihadapi perawat Indoensia yang akan bekerja di luar negeri.
“Standar kompetensi perawat dengan kualifikasi internasional juga masih belum terpenuhi,”katanya. (Humas UGM/Ika)