Rektor Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda 1.254 lulusan Sarjana dan Diploma Empat, terdiri atas 1.201 orang lulusan Program Sarjana, termasuk 1 orang wisudawan berasal dari Warga Negara Asing, 53 lulusan Program Sarjana Terapan atau Diploma Empat, dan 38 lulusan dari periode sebelumnya yang mengikuti prosesi wisuda periode ini. Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., menyampaikan ucapan selamat kepada Wisudawan dan Wisudawati yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang Sarjana dan Diploma di Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, gelar akademik yang disandang dari kampus UGM bisa menjadi langkah awal untuk turut berkontribusi dalam memajukan pembangunan bangsa.
“Selamat kepada Wisudawan Wisudawati yang telah diwisuda pada hari ini dan secara resmi menjadi bagian dari keluarga besar alumni Universitas Gadjah Mada. Teruslah menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat. Tingkatkan kemampuan dan kapasitas diri di manapun Saudara sekalian berada. Jagalah nama baik serta rasa cinta terhadap almamater karena di sanalah keluarga besar Universitas Gadjah Mada kita bentuk bersama,” kata Rektor UGM, Rabu (24/5), di Grha Sabha Pramana.
Dalam pidato sambutannya, Rektor mengatakan pada tahun 2045 diperkirakan peningkatan jumlah penduduk dunia menjadi 9,45 Miliar, dengan 55% di antaranya didominasi oleh penduduk Asia, ada tren urbanisasi global, arus migrasi, bonus demografi negara berkembang dan penduduk usia lanjut, perubahan iklim akibat peningkatan suhu global, serta perubahan geopolitik yang mampu memengaruhi ekosistem global di masa depan. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan masa depan, Indonesia telah menetapkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan dengan memiliki ketahanan, kemandirian, ketangguhan, berdaya saing, unggul, inovatif, seimbang dan lestari. “Indonesia di masa depan harus memiliki sumber daya manusia unggul sekaligus menjadi pusat pendidikan serta peradaban, berdaya di bidang teknologi, hingga memiliki kemandirian yang berpengaruh di Asia Pasifik dan menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia. Di mana ketahanan pangan, ketahanan energi, dan komitmen terhadap lingkungan hidup menjadi prinsip utama pembangunan sebagai satu kesatuan siklus hidup,” paparnya.
Menurut Rektor, cita-cita luhur ini perlu didukung dengan penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menjadi salah satu faktor penting untuk membentuk SDM unggul, berkarakter, berbudaya, beretos kerja, dan tangkas berteknologi untuk mempercepat pembangunan ekonomi berkelanjutan. “Harapannya Indonesia bisa keluar dari middle income trap sebelum tahun 2045 agar setara dengan negara berpendapatan tinggi. Di mana kemiskinan dan ketidaksetaraan menjadi bagian dari problem yang perlu diatasi bersama,” ungkapnya.
Hingga saat ini, kata Rektor, transformasi pembangunan mulai diupayakan. Seperti halnya pengembangan ekosistem dan industri kreatif digital untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia di masa depan. Situasi ini tentu bisa memberikan gambaran bagaimana tantangan masa depan harus dihadapi dengan bekal kompetensi pengetahuan yang sudah dimiliki. “Diperlukan Sumber Daya Manusia yang agile, inovatif, kreatif, dan kolaboratif dalam merespons perubahan lingkungan nasional maupun global. Kompetensi dan karakter kepribadian yang Saudara sekalian miliki saat ini harapannya mampu menjadi bekal dalam menghadapi kompleksitas tantangan masa depan,” pesannya.
Seperti diketahui, pada wisuda kali ini wisudawan penerima beasiswa Bidik Misi atau Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) sebanyak 182 orang. Lalu, rerata masa studi lulusan Program Sarjana periode ini adalah 4 tahun 2 bulan, dan waktu tercepat diraih oleh Luthfiana Nur Rofifah dan Marya Angelika Aventa Mese, keduanya berasal dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 4 bulan 28 hari.
Usia rata-rata lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda program Sarjana diraih oleh Nur Nisrina Hanif Rifda dari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, dengan usia 19 tahun 10 bulan 12 hari. Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,54. Pada periode ini terdapat 6 lulusan Program Sarjana dengan IPK tertinggi, satu di antaranya adalah Rosyida Wenindita Hanum, dari Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, dengan IPK 4,00 sekaligus berpredikat Pujian. Rerata masa studi lulusan Program Sarjana Terapan adalah 4 tahun 6 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Ardini Ratnasari dari Program Studi Manajemen dan Penilaian Properti, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 8 bulan 5 hari.
Usia rata-rata lulusan Program Sarjana Terapan adalah 23 tahun 7 bulan 16 hari. Lulusan termuda adalah Aurelia Syifa Diva Khairunnisa, dari Program Studi Perbankan, Sekolah Vokasi, dengan usia 20 tahun 11 bulan 25 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Terapan periode ini adalah 3,70. IPK tertinggi diraih oleh Ida Kusumawati dari Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri, Sekolah Vokasi dengan IPK 3,99 sekaligus berpredikat Pujian.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Donnie