Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyelenggarakan Konferensi Pemuda Tingkat Internasional “International Youth Conference 2011â€. Konferensi yang mendapat dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini direncanakan berlangsung selama lima hari, 20-25 Februari 2011, di Hotel Saphir, Yogyakarta.
Sebanyak 144 peserta yang berasal dari 37 negara bergabung dalam kegiatan ini. Selain Indonesia, akan terlibat para pemuda dari Thailand, Malaysia, Brunai Darussalam, Vietnam, Singapura, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste. Di samping itu, utusan dari Korea Selatan, Hongkong, Filipina, Bangladesh, Malawi, Perancis, Ukraina, Suriname, Finlandia, Palestina, dan Afghanistan juga hadir. Berikutnya, datang pula peserta dari China, Jepang, Rumania, Italia, Spanyol, India, Serbia, Madagaskar, Uganda, Gambia, Pakistan, Zimbabwe, Azerbaijan, Samoa, Seychelles, dan Yaman.
“Perubahan iklim nampaknya akan menjadi tema utama dalam pertemuan pemuda kali ini mengingat permasalahan ini menjadi isu universal yang dihadapi semua negara di dunia,†ujar Dr. Eko Sugiharto, peneliti di Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Jumat (18/2).
Tema tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan Internasional WISDOM beberapa waktu lalu di UGM. Dengan tema ini diharapkan mampu memancing kepedulian para pemuda dunia untuk semakin peduli terhadap perubahan iklim. “Setidaknya mereka bisa beradaptasi dengan perubahan iklim. Syukur-syukur, nanti secara bersama muncul upaya untuk mengerem perubahan iklim,†ucap Eko Sugiharto di Stana Parahita UGM.
Eko berharap pertemuan pemuda yang membahas perubahan iklim ini akan menghasilkan rekomendasi yang nantinya disampaikan kepada lembaga eksekutif dan legislatif. Dengan demikian, diharapkan akan lahir kebijakan di masing-masing daerah terkait dengan perubahan iklim.
Teguh Raharjo, Kepala Balai Pemuda dan Olahraga DIY, mengatakan pertemuan pemuda tingkat internasional ini semestinya berlangsung pada November 2010 lalu. Namun, akibat erupsi Merapi, kegiatan diundur pelaksanaannya. “Dengan dilaksanakan sekarang, saya berharap kegiatan ini akan memulihkan kepercayaan sehingga mampu memberikan dampak positif di bidang ekonomi, budaya, dan pendidikan di Yogya,†katanya.
Teguh menaruh harapan yang sama terhadap tema pertemuan kali ini. Tema yang diangkat diharapkan dapat menggugah generasi muda untuk mengantisipasi berbagai dampak proses pemanasan global. “Perubahan iklim yang terjadi saat ini kan akibat ulah manusia 20-30 tahun yang lalu. Karenanya dari pertemuan ini para pemuda bisa mengantisipasi kemungkinan perubahan untuk 20-30 tahun yang akan datang,†jelasnya.
Rangkaian kegiatan IYC 2011 terdiri atas diskusi panel berdasarkan tiga subtema, yakni Managing Our Environment: Learning from the Past, Act for the future, Youth Initiative on Environmental Conservation, dan Pra Poor Consevation as a win-win solution. Beberapa pembicara yang bersedia hadir, antara lain, Mikko Nivala (Finlandia), Marx Jheung (Singapura), Michael Cordova (Mexico), dan beberapa pembicara WWF Indonesia. (Humas UGM/ Agung)