
Lintang Sekar Jagad, Lulusan program studi Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil meraih predikat wisudawan lulusan tercepat pada Wisuda Program Sarjana dan Terapan UGM pada Rabu (26/2) lalu. Lintang berhasil lulus dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 25 hari dengan predikat cumlaude. Padahal rerata masa studi untuk 1.256 wisudawan program Sarjana adalah 4 tahun 3 bulan.
Awalnya, Lintang mengaku dirinya tidak menyangka akan menjadi lulusan tercepat karena sejak awal dirinya tidak pernah menargetkan untuk bisa segera lulus. “Jujur saya sendiri juga tidak pernah menargetkan untuk menjadi lulusan tercepat, namun tentu saja saya ingin bisa menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu,” ujarnya, Jumat (7/3).
Menurutnya, proses kelulusannya merupakan hasil dukungan dari berbagai hal, termasuk teman, keluarga, dan dosen. Secara khusus, Lintang menyebut dosen pembimbingnya, Nurul Dwi Purwanti, SIP, MPA banyak membantu memberikan arahan, dorongan, dan motivasi selama proses pengerjaan tugas akhir.
Lintang mengambil topik skripsi mengenai energi baru terbarukan dengan judul “Perkembangan Tren dan Kontradiksi Kebijakan Energi Baru Terbarukan di Indonesia”. Skripsi tersebut mengulas bagaimana perkembangan kebijakan pemerintah sepanjang tahun 2019-2024 mengenai energi terbarukan serta kontradiksi kebijakan yang muncul dalam kebijakan tersebut. Skripsinya menjadi menarik karena mengangkat urgensi energi terbarukan dari segi kebijakan.
Tak hanya soal masa studi, Lintang juga aktif dalam kegiatan mahasiswa dan proyek mendukung UMKM. Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini tergabung dalam Tanoto Scholars Association (TSA) sebagai scholarship awardee Beasiswa TELADAN sekaligus mahasiswa aktif dalam berbagai acara Tanoto Foundation. “Dalam organisasi ini, saya berkontribusi dalam beberapa project dan event seperti special webinar, Gelex, dan juga event yang cukup besar bernama Pay it Forward,” ungkap Lintang.
Program Pay it Forward merupakan proyek sosial yang ditujukan untuk memberikan dampak positif secara langsung dan berkelanjutan. Proyek tersebut berkolaborasi dengan UMKM Jogja dan Shopee dalam mengenalkan produk UMKM sekaligus memberikan pelatihan terhadap pelaku bisnis.
Selain itu, Lintang pernah membuat sejumlah policy brief yang menarik. Salah satunya menyoroti kebijakan pariwisata di Yogyakarta berjudul “Optimalisasi Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial Budaya dalam Pengembangan Pariwisata di Kampung Prawirotaman”. Menyadari bahwa studi kebijakan publik harus memahami betul kondisi masyarakat, proses pengumpulan data langsung dilakukan pada warga setempat. “Pada saat itu saya dan teman-teman terjun langsung dan meneliti serta mengumpulkan informasi terkait lokasi wisata tersebut,” tuturnya.
Ditanya seputar tips dan trik lulus cepat, Lintang menjawab bahwa pada dasarnya setiap orang mengetahui potensi diri sendiri dan proses yang telah berjalan. Menurutnya perjalanan dalam perkuliahan bukanlah kompetisi dengan siapapun. “Set and focus on your own goals, tetaplah berfokus pada proses diri kita masing-masing. Jangan pernah merasa tertinggal dari siapapun,” ucap Lintang. Pastikan setiap hari selalu berproses, tidak lupa disertai oleh doa di setiap langkah. Lebih penting, Lintang juga berpesan untuk tetap menikmati segala proses yang sedang dilalui.
Menempuh pendidikan di Program Studi Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi Lintang. Selain memberi wawasan akademik di bidang sosial politik, Lintang bisa memahami dinamika kebijakan dan kondisi politik Indonesia saat ini. “Dengan bekal akademik dan pengalaman yang saya miliki, saya harap saya dapat berkontribusi sekecil apapun untuk politik Indonesia dan memberikan perubahan agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik di masa depan,” pungkasnya.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson