Universitas Gadjah Mada memberikan penghargaan Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dan Anugerah Universitas Gadjah Mada kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi pada bidang pendidikan, kemanusiaan, memperkuat keragaman dan perdamaian. Pemberian anugerah berupa medali dan piagam oleh Rektor UGM ini dilaksanakan pada puncak perayaan Dies Natalis UGM ke-75 yang berlangsung di Grha Sabha Pramana, kamis (19/12). Untuk penerima anugerah HB IX diberikan kepada Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir atas dedikasinya pada kemajuan pendidikan, sosial, politik dan kemanusiaan.
Sedangkan empat orang penerima Anugerah UGM, yakni psikolog dan aktivis sosial Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, M.sc., sebagai tokoh moderasi keberagaman dan perdamaian, Peneliti Patologi dan Farmakologi penyakit kanker Dr. apt. Susanti. Selanjutnya akademisi Prof. Dr. Saeful Deni., dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara yang dianggap berhasil melakukan pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan di Maluku Utara dan Prof Nyoman Kertia selaku peneliti obat-obatan herbal dan kebudayaan.
Dalam jumpa pers dengan wartawan, Haedar menyatakan apresiasinya pada UGM atas penghargaan yang diberikan kepadanya. Bagi Haedar, UGM hingga saat ini masih berkomitmen untuk terus berpijak pada kebenaran sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. “Ada 5 nilai dan orientasi yang selalu tertanam satu tentang nilai kebenaran berbasis ilmu dan terkoneksi dengan Pancasila, agama dan kebudayaan seluruh bangsa. Dosen-dosen kami di sini itu begitu keras itu agar kita menjadi ilmuwan yang berpijak pada kebenaran dimanapun berada,” papar Haedar.
Menambahkan lebih lanjut, Haedar turut menyetujui bahwa salah satu identitas dari UGM merupakan sebagai sebuah kampus kerakyatan, dan karenanya memiliki kewajiban untuk terus mencintai rakyat dengan kerja-kerja praksis seperti salah satu contohnya KKN. “Kampus ini kan dulu dikenal sebagai kampus rakyat menerjemahkannya itu seperti tadi mencintai rakyat dengan kerja-kerja praksis keilmuan lewat KKN dan peran-peran para alumni dan institusi. Terang Nashir.
Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau akrab disapa Alissa Wahid turut menyampaikan apresiasi bahwa Universitas Gadjah Mada pada masa kini memiliki komitmen yang besar terhadap rakyat dalam mengawal kepemimpinan bangsa, dan juga dalam mendekatkan ilmu kepada rakyat dalam rangka mencapai cita-cita bangsa. “Bahwa UGM ini punya komitmen pada bangsa dan rakyat yang sangat besar. Berulang kali Prof. Ova menyebutkan bahwa siap untuk mengawal kepemimpinan bangsa, tetapi mengawalnya itu dalam konteks kepentingan bangsa dan rakyat. Bukan pada kemajuan dan keilmuan semata, tapi bagaimana ilmu tersebut memang didekatkan pada kondisi rakyat sesuai cita-cita bangsa” ungkap Alissa
Hal senada juga diungkapkan oleh Susanti, sebagai alumnus FK-KMK UGM, dirinya selalu memegang teguh nilai-nilai ke-UGMan yang sudah diajarkan padanya. Bahkan sudah menginspirasi dirinya untuk melakukan riset-riset terkait kanker dalam rangka untuk berkontribusi terhadap masyarakat. “Ketika saya masih sangat muda di UGM, kemudian salah satu yang sangat membekas tentu program KKN di mana saya merasakan, sangat merasakan bagaimana ilmu yang kita dapat itu sebisanya harus bisa bermanfaat untuk masyarakat luas. Dengan semangat itulah, dengan nilai-nilai itulah akhirnya, walaupun saya sehari-hari berkutat dengan peralatan laboratorium, Saya berupaya untuk bisa hasil kerja saya di lab di laboratorium itu bisa sampai ke pasien.”Ungkap Santi.
Sementara Saeful Deni mengatakan dedikasi yang ia berikan selama menjadi akademisi tidak lepas dari kontribusi UGM sebagai almamaternya yang telah mengambil peran sebagai sebuah tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dan telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat membantu mereka saat berkiprah di perguruan tinggi masing-masing. “Banyak kami lakukan dan sekarang ini kami juga masih menjadi Rektor dan berbagai macam kerjasama kami lakukan. Tentunya semua itu adalah dasar dari pengetahuan maupun pengalaman yang ada di UGM dan sebagai alumni saya sekali lagi berterima kasih kepada Bapak Rektor dan juga sebagai akademika yang ada di Universitas Gadjah Mada,” pungkas Deni.
Ketua Panitia Dies Natalis UGM ke-75 sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menyampaikan apresiasinya kepada para penerima anugerah HB IX award yang sudah memberikan kontribusi yang besar pada masyarakat, sehingga berhak menerima anugerah Hamengkubuwono Award. “Penghargaan dari UGM tentu ini bagian dari komitmen Universitas Gadjah Mada untuk terus memperkuat jaringan kerjasama baik dengan alumni dengan membangun reputasi sebaik-baiknya,” katanya.
Penulis : Hanif
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto