Universitas Gadjah Mada Wisuda 3.627 lulusan program Sarjana dan Sarjana Terapan pada 28-29 Agustus 2024 lalu di Grha Sabha Pramana. Terdapat 4 lulusan dengan IPK tertinggi 3,97 sekaligus berpredikat Pujian atau Cumlaude pada program sarjana yakni Naura Hidayat dari prodi Kedokteran, FKKMK, Mutiara Destyana Safitri dari prodi Gizi, FKKMK, Daniella Nadia Prijadi dari prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, serta Finessa Meutia Kamila dari prodi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.
Naura mengungkapkan perasaannya yang campur aduk antara senang dan tidak menyangka jika ia menjadi salah satu dari empat orang yang meraih IPK tertinggi. Ia mengaku tidak pernah memiliki target untuk menjadi lulusan terbaik atau cumlaude selama masa kuliahnya. Bahkan, ia baru mengetahui bahwa dirinya akan menjadi wakil wisudawan dan perwakilan samir hanya sehari sebelum acara gladi bersih wisuda. “Sejujurnya tidak menyangka karena waktu kuliah sama sekali nggak pernah kepikiran atau berharap jadi salah satu lulusan terbaik, apalagi baru tau kalau jadi wakil wisudawan dan perwakilan samir itu H-1 gladi. Saya bersyukur sekali karena tidak hanya bisa lulus tepat waktu, tetapi juga menjadi salah satu lulusan terbaik. ” papar Naura, Senin (1/9).
Naura menceritakan ia menyelesaikan studi S1-nya dalam waktu 3 tahun 9 bulan, sebuah prestasi yang mengagumkan di tengah padatnya jadwal kuliah dan praktikum di FK-KMK. Meskipun demikian, Naura tetap aktif terlibat dalam kegiatan non-akademis. Ia menjabat sebagai Asisten Mahasiswa di Laboratorium Keterampilan Klinis untuk angkatan 2020, menjadi anggota organisasi CIMSA UGM, serta berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan seperti PPSMB Morfogenesis.
Dalam menjalani rutinitas yang padat, Naura menerapkan manajemen waktu yang baik dengan memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan urgensi. Ia juga berusaha melakukan semua tugas dengan efektif dan efisien untuk menghemat waktu. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa terkadang ia juga mengalami momen kemalasan atau menunda-nunda pekerjaan, yang kemudian harus ditebus dengan waktu tidur yang dikorbankan.
“Saya biasanya buat prioritas, mana yang lebih urgent dan penting saya selesaikan lebih dulu. Saya merasa harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ditugaskan pada saya,” jelas Naura.
Selain itu, untuk metode belajar, Naura lebih memilih adaptasi metode Pomodoro, di mana ia belajar selama 45-50 menit, lalu beristirahat selama 10 menit sebelum melanjutkan kembali. Intensitas belajarnya menyesuaikan dengan jadwal dan tingkat kesulitan materi yang harus dikuasai, terutama saat mendekati ujian akhir blok.
Judul tugas akhir Naura berfokus pada topik keselamatan berkendara, yakni perbedaan soal cedera kepala pada korban kecelakaan antara yang menggunakan helm dan tidak menggunakan helm. Naura menyelesaikan skripsinya dalam waktu sekitar 3-4 bulan. Meskipun menghadapi kendala dalam memotivasi diri untuk memulai pengerjaan skripsi, ia merasa beruntung memiliki dosen pembimbing dan penguji yang sangat mendukung dan membantu kelancaran proses penyusunan.
Menutup wawancara, Naura menyampaikan harapannya agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat hingga setara dengan negara-negara maju dan lebih merata. Ia berharap setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan berkualitas.
Diminta untuk memberi tips agar bisa menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu dengan prestasi akademik gemilang, Naura menegaskan pentingnya manajemen waktu yang baik dan kemauan untuk terus belajar. Selain itu, kegiatan akademis dan partisipasi aktif dalam kegiatan non-akademis juga harus dapat berjalan beriringan.
Penulis : Rahma
Editor : Gusti Grehenson