Pulau Enggano yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, memiliki potensi hasil pertanian dan Perkebunan yang melimpah selain komoditas perikanan. Kebun pisang yang luas di Enggano menjadikan Enggano terkenal sebagai penghasil pisang yang didistribusikan di Pulau Sumatera, bahkan hingga Pulau Jawa. Potensi tersebut berhasil di potret mahasiswa KKN PPM Kolaborasi UGM dan UNIB menjadi salah satu program unggulan untuk mendukung tema besar pengembangan ekonomi kreatif, kedaulatan pangan, pariwisata dan kebudayaan lokal.
Selain buah pisang, Mahasiswa KKN Kolaborasi berhasil menggandeng mitra dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Ketahun di Provinsi Bengkulu untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan kebun buah di seluruh desa di Kecamatan Enggano.
Koordinator mahasiswa kluster Agro KKN PPM UGM, Farrah Eka Putri, mengatakan sebanyak 2.500 bibit buah durian, alpukat, mangga dan jambu citra berhasil didatangkan ke Pulau Enggano dan bersama kelompok tani dilakukan penanaman di areal kebun buah milik desa untuk mendukung pengembangan agrowisata alam di Pulau Enggano yang memiliki banyak spot wisata alam menarik.”Seluruh bibit tanaman buah tersebut merupakan hasil penjaringan aspirasi di masing-masing desa yang memiliki semangat mengembangkan kebun buahnya,” kata mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Kamis (15/8).
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi UGM, Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., yang mengikuti acara penanaman serempak di Desa Banjarsari menyatakan bahwa program mahasiswa KKN Kolaborasi ini sangat strategis untuk mendukung pengembangan produk pertanian dan Perkebunan yang sekaligus bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung obyek wisata alam yang banyak terdapat di Desa Banjarsari. “Programini akan selaras dengan misi seluruh desa di Pulau Enggano yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor pariwisata,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prof. Dr. Wening Udasmoro menuturkan kegiatan penanaman bibit buah secara serentak ini telah berhasil menyemangati Masyarakat desa dalam pemanfaatan lahan optimal dan produktif. “Kegiatan ini menjadi bukti bahwa program pemberdayaan Masyarakat bersama mahasiswa KKN memberikan dampak positif dalam jangka pendek maupun jangka panjangnya,” katanya.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kolaborasi, Dr. Hatma Suryatmojo menjelaskan bahwa program ketahanan pangan di Pulau Enggano telah diterjemahkan dengan baik oleh mahasiswa melalui penjaringan aspirasi hingga pemetaan lahan desa yang disepakati untuk dikembangkan sebagai kebun buah desa.
Keberadaan bibit tanaman buah telah berhasil menjadi pengungkit semangat untuk peningkatan produktivitas lahan. Sebagai contoh di Desa Banjarsari, kepala desa telah menyetujui 25 hektar lahan desa untuk menjadi kebun buah dan akan digunakan untuk mendukung agrowisata alam menuju Gua Kelelawar. “Ketika kebun buah seluas 25 hektar di Desa Banjarsari sudah produktif, masyarakat akan memperoleh berbagai manfaat yang signifikan,” kata Hatma.
Dari sektor perkebunan, ujar Hatma, kebun buah ini akan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan yang dapat dijual dan bernilai ekonomi tinggi, baik di pasar lokal maupun melalui jaringan distribusi yang lebih luas di Bengkulu dan sekitarnya. Hasil penjualan ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal. Sementara dari sektor wisata, kebun buah ini dapat dijadikan daya tarik tambahan untuk mendukung agrowisata Gua Kelelawar di desa tersebut. “Wisatawan yang berkunjung ke gua dapat menikmati keindahan kebun buah, berpartisipasi dalam kegiatan panen, atau membeli buah segar sebagai oleh-oleh, yang semuanya dapat menambah daya tarik wisata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,” katanya.
Terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat menurut Hotma sangatlah signifikan karena dari sisi pengembangan ekonomi kreatif, kebun buah ini dapat memicu munculnya usaha-usaha baru seperti produksi olahan buah berupa selai, jus, keripik, serta pembuatan produk kerajinan tangan dari bahan alami sekitar kebun, hingga pengembangan homestay atau restoran yang menyajikan makanan khas berbahan dasar buah.
Sedangkan dari sisi lingkungan, kebun buah ini juga akan memberikan manfaat ekologis dengan meningkatkan tutupan lahan hijau, mengurangi resiko erosi tanah, dan memperbaiki kualitas udara lokal. Hotma mengharapkan pengembangan kebun buah ini akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan, dan diversifikasi sumber ekonomi yang berkelanjutan.
Penulis : Gusti Grehenson