Awan mendung menggelayut di langit Kampus Universitas Gadjah Mada, seakan meyertai suasana haru dan duka di upacara penyemayaman Prof. Dr. Kaelan, M.S di halaman Balairung. Guru Besar pemerhati Filsafat Pancasila dan Ketatanegaraan ini, meninggal dunia pada hari Rabu (25/12), pukul 08.50 WIB, di RSUP Sardjito pada usia 78 tahun.
“Kita telah kehilangan salah satu putra terbaik UGM, yang aktif mengkaji filsafat Pancasila,” sebut Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D. yang merupakan salah satu kolega Prof. Kaelan selama mengabdi di Fakultas Filsafat UGM. Menurutnya, sosok Prof. Kaelan merupakan sosok yang baik dan aktif mengabdi bagi UGM.
Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, M.P.P., Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM mewakili pimpinan dan keluarga UGM hadir untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Prof. Kaelan di usianya yang ke-78 tahun.
“Atas nama keluarga besar UGM, kami mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya bagi guru dan teladan kami semua. Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah dibagikan menjadi ladang amal bagi beliau,” ucap Wahyudi.
Prof. Dr. Kaelan, M.S. lahir di Magetan, 27 Januari 1946. Sosok yang memiliki satu orang istri dan tiga orang anak ini sempat menjadi pengajar di Fakultas Filsafat dan Sekolah Pascasarjana UGM. Pada 10 Juli 2007, ia dikukuhkan sebagai guru besar dengan judul pidato “Kesesatan Epistemologi Di Era Reformasi Dan Revitalisasi Nation State”.
Dalam pidatonya tersebut, Prof. Kaelan menyebutkan bahwa era global yang melanda seluruh bangsa di dunia telah membawa Indonesia ke arah runtuhnya negara kebangsaan (nation state), lunturnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan, dan kepribadian Indonesia yang merupakan local wisdom atau karya besar bangsa.
“Agar bangsa Indonesia dapat mewujudkan suatu masyarakat demokratis, religius dan berkeadaban di dalam proses reformasi di era global saat ini, maka harus dilakukan revitalisasi negara kebangsaan (nation state) yang fondasinya telah diletakkan di atas dasar filosofi negara,” papar Prof. Kaelan saat itu.
Setelah penyemayaman di Balairung, Gedung Pusat UGM, almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman.
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto