Belanja sayur dan kebutuhan dapur kini tidak harus dilakukan di pasar, tetapi bisa secara online. Salah satunya melalui aplikasi OkeSayur hasil besutan sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Co-Founder OkeSayur, Nindi Kusuma Ningrum, mengatakan ide awal membangun aplikasi OkeSayur berawal dari keprihatinannya terhadap eksistensi pasar tradisional yang semakin melemah karena perubahan gaya hidup modern. Kebiasaan berbelanja turut bergeser ke pasar-pasar modern. Aplikasi ini akhirnya dikembangkan sebagai upaya pelestarian pasar lokal.
“OkeSayur hadir bukan hanya untuk membantu masyarakat dalam berbelanja sayur dan kebutuhan dapur. Namun, juga turut menjaga kelestarian pasar-pasar tradisional,” jelasnya pada wartawan saat konferensi pers di Kantor Humas UGM, Jumat (8/3).
Nindi menuturkan sayuran dan berbagai kebutuhan dapur yang ditawarkan diambil dari pasar-pasar tradisional yang berada di Yogyakarta dan Klaten. Untuk saat ini mereka baru menggandeng sekitar 10 mitra pedagang di pasar tradisional, yakni pasar Kranggan dan pasar Klaten. Menyediakan sekitar 150 produk yang terdiri dari sayur, buah, seafood, daging, bumbu dapur, dan produk organik.
“Ada 64 macam sayuran, 39 buah, 40-an jenis seafood, 20-an jenis lauk pauk, serta beberapa produk organik,” terang mahasiswi jurusan Teknologi Informasi Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik (DTETI FT) UGM ini.
Aplikasi yang dibuat pada akhir tahun 2017 silam ini awalnya baru menjangkau konsumen di daerah Klaten, Jawa Tengah. Namun, saat ini layanan telah meluas di Yogyakarta, Sleman, Bantul, serta Kulon Progo.
Bagi masyarakat yang menginginkan belanja di OkeSayur bisa mengunduh aplikasi ini yang sudah dirilis di playstore. Selain itu, juga dengan mengunjungi website okesayur.comdan chatting WhatsApp. Ketika ada pesanan masuk, mereka akan membelanjakan kebutuhan pelanggan di pasar tradisional kemudian menghantarkannya ke konsumen.
“Batas pemesanan maksimal jam 8 pagi untuk diantar hari itu juga. Apabila pesan dilakukan setelahnya maka barang belanjaan akan dikirim keesokan harinya,” katanya.
Setiap pembeli bisa membayar belanjaan melalui sistem pembayaran transfer bank. Selain itu, juga dapat membayar langsung saat belanjaan tiba.
Aplikasi ini dikembangkan Nindi bersama dengan Fadlan Hawali, Alvin Novandi, Silvia, Muhammad Fuad Husein dari DTETI FT, dan Donatus Yoga (Sekolah Vokasi), serta Losyiana Luh Jingga (FISIPOL). Lewat aplikasi ini juga berhasil menghantarkan mereka meraih juara 1 kategori pengembangan bisnis teknologi informasi dan komunikasi pada kompetisi nasional Gemastik 2018 lalu.
Nindi menyampaikan ke depan mereka berencana memperluas jangkauan layanan pelanggan tidak hanya di wilayah Yogyakarta dan Klaten saja. Namun, juga akan menjangkau pasar lokal di daerah-daerah pinggiran yang mampu dijangkau konsumen di berbagai daerah.
“Dengan begitu, OkeSayur tidak hanya memberikan manfaat bagi pedagang di pasar tradisional, tetapi juga bagi petani yang ingin menjual hasil pertaniannya secara lagsung ke konsumen tanpa melalui tengkulak,”pungkasnya.(Humas UGM/Ika; foto:Firsto)