Tiga dokter hewan dari Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM bersama enam mahasiswa ko-asistensi melakukan pemeriksaan ternak di Desa Bimomartani, Ngemplak, Sleman.
Pemeriksaan dilakukan di kandang sapi terpadu yang dihuni sekitar 50 ekor sapi, di mana 90 persen di antaranya positif terinfeksi PMK.
“Di sini kami melakukan pemeriksaan lanjutan dari penanganan yang sebelumnya dilakukan oleh Puskeswan Ngemplak. PMK memang memerlukan beberapa kali terapi, dan di kandang ini ada yang sudah mendapatkan penanganan kedua, ketiga, dan ada juga temuan baru,” terang drh. Dwi Sunu Datrianto, M.Sc.
Pemeriksaan dan pengobatan dilakukan dengan pendampingan oleh drh. Yeni Kurniawati dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ngemplak. Selain itu, tim yang secara rutin menjalin komunikasi dengan peternak serta dokter hewan di lapangan juga memberikan edukasi kepada para peternak terkait kebersihan ternak dan kandang serta langkah-langkah antisipatif.
“Harus rutin menyemprotkan disinfektan setiap hari. Kami juga sudah berdiskusi dengan kelompok ternak, setelah ini akan dilakukan lockdown dengan pembatasan transportasi ternak serta keluar masuk orang,” papar Dwi.
Selain di Kabupaten Sleman, Satgas PMK FKH UGM juga telah melakukan kegiatan pemeriksaan serta pengobatan di Kabupaten Bantul, Boyolali, dan Cilacap. Satgas ini dibentuk untuk mendukung penanganan PMK oleh para dokter hewan di lapangan, khususnya pada kandang atau peternakan yang memiliki ternak dalam jumlah besar.
Asistensi dari Tim Satgas PMK FKH UGM diberikan setelah menerima informasi dari dokter hewan di lapangan terkait temuan gejala PMK pada ternak di wilayah tersebut.
“Dalam satu kelompok ternak, misalnya ada tiga yang terkena PMK maka semua ternak harus diperiksa agar penyebarannya terkontrol. Teman-teman di lapangan pasti membutuhkan banyak tenaga, sehingga FKH membentuk tim dan mengajak mahasiswa terlibat dalam penanganan PMK,” terangnya.
Setiap kegiatan penanganan dilakukan dengan mengenakan alat pelindung diri serta protokol kesehatan yang sesuai. Tim Satgas juga membawa berbagai peralatan pemeriksaan serta obat-obatan untuk penanganan PMK.
Sebelum mengunjungi kandang, para mahasiswa menerima pengarahan di Puskeswan Ngemplak, terutama terkait protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus penyebab PMK.
“Dalam kondisi seperti saat ini, kita sebagai tenaga medis menjadi titik krisis penyebaran virus> Karena itu kita harus sangat berhati-hati,” ucap drh. Yeni kurniawati.
Selain melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Desa Bimomartani, Tim Satgas PMK FKH UGM bersama dokter hewan Puskesmas Ngemplak juga meninjau lokasi kandang peternak sapi Taruna Mandiri di Desa Widodomartani.
Kelompok ini merupakan salah satu kelompok ternak yang telah menerapkan protokol pembatasan yang ketat sejak merebaknya PMK dan rutin memeriksakan kesehatan hewan dengan dukungan dari Puskeswan serta FKH UGM.
Penulis: Gloria
Foto: Firsto