Wina, ibu kota negara Austria adalah kota layak huni di dunia pada tahun 2024, dan rekor ini terus dipegang kota Wina sejak tahun 2018. Sementara Jakarta sebagai ibu kota Indonesia beserta aglomerasi perkotaannya menjadi rumah berpenduduk lebih dari 30 juta jiwa, dan ini menjadikannya sebagai salah satu megapolitan dunia. Menciptakan mobilitas berkelanjutan bagi penghuninya telah diupayakan oleh pemerintah kota Wina dan Jakarta dengan berbagai hasil. Namun keberadaan Ibu Kota Nusantara sebagai Ibu kota baru Indonesia nantinya tengah mencari contoh, pelajaran, teknologi dan pengetahuan terkait kota hutan lestari yang harus dikembangkan dan dipelihara. Hal itu mengemuka diskusi panel mengambil tema Sustainable Urban Mobility: From concept, governance to implementation di Vienna, Austria 3-4 Oktober 2024 lalu dalam rangkaian memperingati 70 tahun hubungan kerja sama Indonesia – Austria Partnership.
Kegiatan diskusi ini dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Austria, Slovenia dan Organisasi Internasional di Vienna, Damos D Agusman dengan menghadirkan para akademisi maupun praktisi, diskusi digelar dengan harapan mampu meningkatkan pengetahuan, kapasitas, dan kemitraan untuk lebih mengejar praktik transportasi perkotaan yang berkelanjutan.
Agusman mengatakan pembangunan ibu kota baru Indonesia Nusantara merupakan langkah signifikan menuju pada kehidupan perkotaan yang berkelanjutan di Indonesia. Dengan memprioritaskan mobilitas perkotaan yang berkelanjutan, kota ini bertujuan untuk mengurangi jejak karbonnya, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya secara keseluruhan. “Seiring kemajuan Nusantara dari konsep hingga implementasinya diharapkan berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk solusi perkotaan yang inovatif dan cetak biru untuk kota-kota masa depan di seluruh dunia. Terlepas dari tantangan yang harus dihadapi setiap kota, masing-masing kota memiliki niat dan kebijakan yang kuat untuk keberlanjutan, termasuk mobilitas berkelanjutan,” terang Agusma dalam rilis yang dikirim ke wartawan, Kamis (31/10).
Sementara Kepala Pustral UGM, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., yang hadir dalam sesi diskusi tentang Revisiting Sustainable Urban Mobility: a New Approach menuturkan beberapa isu yang muncul dalam diskusi mencakup tersebut mengenai keberlanjutan dalam hal transportasi dan mobilitas dalam mendorong pergerakan barang dan jasa. Bahkan diskusi juga membahas persoalan utama yang dihadapi oleh kota-kota global dalam mempromosikan mobilitas berkelanjutan, serta bagaimana belajar dari kesalahan masa lalu kita, dan bagaimana membangun pengetahuan yang lebih baik dalam keberlanjutan. “Terutama terkait bagaimana teknologi dapat membantu dalam mencapai target keberlanjutan yang ditetapkan oleh komunitas global sambil memenuhi kebutuhan mobilitas lokal”, paparnya.
Isu lain yang juga dibahas, kata Ikaputra, terkait peran akademisi dalam mengadvokasi mobilitas berkelanjutan, pandangan-pandangan tentang akademisi sering dinilai menempatkan diri jauh dari masalah aktual dan terkini, dan tidak cukup melibatkan diri untuk menemukan solusi langsung dan pragmatis untuk mobilitas perkotaan. “Berbagai isu terakhir yang kalah penting adalah bagaimana mendorong pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk mengelola pergerakan barang dan jasa di daerah perkotaan, serta apa yang diperlukan agar mereka berbuat lebih baik dalam upaya untuk meningkatkan mobilitas di kota,” imbuhnya.
Seperti diketahui, para pembicara yang hadir dalam diskusi diantaranya Prof. Dr. A Min Tjoa, Chairman of the Austrian National Competence Center for Security Research, Vienna University of Technology. Selanjutnya, Prof. Hermann Knoflacher dari Institute of Transportation, Research Center of Transport Planning and Traffic Engineering, Vienna University of Technology, Prof. Guenter Emberger, Head of Researcher Unit, Vienna University of Technology. lalu Prof. Danang Parikesit, Professor of Engineering Economics and Transport Policy dan Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Prof. Yusak O. Susilo, BMK Endowed Professorship in Digitalisation and Automation in Transport and Mobility System, The Institute for Transport Studies, BOKU University, dan Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D., Kepala Pustral UGM sebagai moderator.
Penulis : Agung Nugroho