Universitas Gadjah Mada melalui Pusat Unggulan Regional (RCE) Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan RCE Tongyeong, Korea Selatan, menginisiasi proyek peningkatan kesadaran partisipasi masyarakat terkait penanganan sampah laut di pesisir selatan Indonesia. Menggandeng mahasiswa dari UGM dan Gyeongnam International Development Cooperation Center (GNIDCC) melakukan pelatihan peningkatan kapasitas yang melibatkan masyarakat di Desa Karangwuni dan Desa Bugel, Kulonprogo, Yogyakarta.
Dr. dr. Rustamaji, M.Kes, selaku Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM mengatakan kolaborasi antar pusat unggulan regional yang dimiliki DIY dengan Tongyeong Korea Selatan ini diharapkan memberi kontribusi dalam mengatasi persoalan lingkungan terutama soal sampah di pesisir selatan Indonesia. “Apalagi permasalahan sampah menjadi isu utama di Yogyakarta karena kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah penuh, memperburuk kondisi lingkungan kita,” katanya dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (2/11).
Pemilihan pelatihan penanganan sampah laut yang ada di Desa Karangwuni diakui Rustamaji sangat tepat karena mayoritas penduduk di desa ini berprofesi sebagai nelayan dimana mereka menghadapi masalah sampah laut yang berdampak pada kelestarian sumber daya alam laut mereka. “Diharapkan melalui pelatihan ini, kesadaran masyarakat lokal dapat meningkat untuk menjaga ekosistem laut dan menerapkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan,” katanya.
Selain pelatihan, rangkaian kegiatan juga mencakup seminar dan lokakarya, sebagai bagian dari upaya memperkuat komitmen terhadap Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Dalam sesi pelatihan, para mahasiswa UGM dan mahasiswa asal Korea melakukan sosialisasi kepada siswa SD Negeri Karangwuni. Mereka memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan laut dan dampak negatif dari sampah laut terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.
Beberapa mahasiswa yang ikut terlibat dalam pelatihan tersebut diantaranya lima mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM, yaitu Maidira Marsa Rabbani, Laras Ati, Dinda Luthfiani Nurul Ulya, Manika Rosalia Lysander, dan Raja Steve Sudjatmiko Panggabean, bergabung bersama perwakilan mahasiswa dari Sekolah Vokasi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM
Maidira Marsa Rabbani mengatakan inisiatif kampanye penanggulangan sampah di pesisir selatan ini melibatkan berbagai kelompok untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah menjangkau setiap segmen masyarakat. “Dengan membangun budaya tanggung jawab lingkungan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir dan mempromosikan praktik berkelanjutan di kalangan penduduk setempat, demi keberlanjutan lingkungan yang lebih baik,” katanya.
R. Subagya, Kepala Dukuh Karangwuni menyampaikan kegiatan pelatihan ini sebagai upaya untuk menjaga ekosistem laut di desanya. Ia mengharapkan para siswa juga makin sadar untuk menjaga lingkungan laut. “Sebagai warga Desa Karangwuni, kita harus menjadi contoh dalam menjaga laut. Sampah yang kita buang ke laut akan kembali kepada kita, mempengaruhi hasil tangkapan ikan dan lingkungan tempat tinggal kita. Mari kita bersama-sama belajar menjaga laut agar tetap bersih untuk masa depan kalian dan anak cucu kita,” katanya.
Penulis : Rahma Khoirunnisa
Editor : Gusti Grehenson