Mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) mengembangkan sebuah sistem yang mampu memonitor tumbuh kembang tanaman pertanian secara real time.
“Kita kembangkan metode baru dalam monitoring pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan memanfaatkan kamera stereo untuk mendukung penerapan konsep pertanian presisi,” kata Mira Aprilia Nur Fadilah, Rabu (3/7) di Kampus FTP UGM.
Mira menjelaskan dalam sistem yang dibuat mereka menggunakan kamera stereo dengan lensa dua buah atau lebih dan setiap lensa dilengkapi sensor gambar untuk mengambil citra tanaman secara real-time pada periode waktu yang ditentukan. Selanjutnya, gambar akan diolah dan dijadikan sebagai acuan untuk menghitung ketinggian tanaman dan luasan kanopi pada tanaman dengan memanfaatkan perbedaan kedalaman pada disparitas warna.
Dari pengamatan tinggi tanaman secara periodik, lanjutnya, dapat diamati pertumbuhannya secara seri waktu. Sementara luasan kanopi dapat digunakan untuk mengestimasi perkembangan tanaman.
“Kami memakai metode Depth Perception untuk diaplikasikan pada pengamatan tinggi dan perkembangan tanaman secara real-time. Hal ini akan memberikan kemudahan dalam monitoring laju pertumbuhan dan perkembangan di Plant Factory,” urai mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem ini.
Pengembangan sistem ini dilakukan Mira bersama rekan satu departemennya, yaitu Ardan Wiratmoko dan Yusuf Abdhul Azis dari Departemen Teknologi Industri Pertanian 2016. Lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) di bawah bimbingan Dr. Andri Prima Nugroho serta memperoleh dana hibah penelitian dari Kemenristekdikti.
Mereka melakukan penelitian di Smart Agriculture Research Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM. Menggunakan objek sayuran dengan berbagai variasi tipe daun pada Plant Factory secara hidroponik sebagai media tanamnya.
Sementara Ardan menambakan penelitian dan pengembangan sistem pertanian modern tersebut berawal dari keinginan mereka untuk dapat berkontribusi dalam memajukan dunia pertanian di tengah era revolusi industri 4.0. Petanian di tanah air saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan mulai dari keterbatasan lahan hingga perubahan iklim yang menginisasi ketidakstabilan distribusi musim pertahunnya. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian Indonesia.
Ardan menuturkan Plant factory merupakan salah satu teknologi masa depan dalam budi daya pertanian yang dapat mengatasi permasalahan ketidakstabilan kondisi lingkungan dan faktor luar serta pemanfaatan ruang untuk budi daya pertanian. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penerapannya dapat digunakan konsep pertanian presisi yang berupaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memaksimalkan ouput sekaligus mengurangi dampak terhadap lingkungan. Sementara salah satu tahapan penting dalam produksi yang menentukan kualitas akhir produk pertanian adalah fase vegetatif yang dapat diamati dari pertumbuhan dan perkembangannya. Pada plant factory tumbuh kembang diamati secara intensif untuk mengetahui laju dan prediksi panen.
Ardan menuturkan pengamatan tumbuh kembang konvensional masih menggunakan mistar dengan tenaga manusia yang memiliki kelemahan dalam konsistensi, subjektivitas, serta daya tahan untuk pengamatan keseluruhan tanaman. Namun, dengan metode baru monitoring tanaman yang mereka kembangkan bisa melakukan pengamatan tepat dan baku sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi di hulu. (Humas UGM/Ika)