Semut jepang banyak digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit diabetes. Mengonsumsi semut jepang dipercaya bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah pengidap diabetes.
dr. R.Bowo Pramono, Sp.PD. KEMD(K), dosen penyakit dalam subbagian endokrin Fakultas Kedokteran (FK) UGM, mengatakan semut jepang belum bisa dipastikan manfaat serta keamanannya bagi pengobatan diabetes. Pasalnya, hingga saat ini belum ada bukti secara ilmiah terkait manfaat semut jepang untuk obat diabetes.
“Belum ada uji secara ilmiah atau uji klinis akan manfaat semut jepang ini untuk kesehatan manusia termasuk pengobatan bagi penderita diabetes,” terangnya, Selasa (16/2) di klinik diabetes RSUP Dr. Sardjito.
Bowo mengatakan dalam terapi diabetes, pengobatan ditujukan untuk menurunkan kadar gula yang tinggi di dalam darah. Terdapat berbagai terapi yang bisa dilakukan untuk penderita diabetes, seperti terapi insulin untuk meningkatkan sensitivitas insulin bagi penderita diabetes yang disebabkan kekurangan insulin. Berikutnya, pemberian obat-obatan yang digunakan untuk mencegah kadar gula dari makanan tidak masuk dalam darah bagi penderita diabetes yang resisten terhadap insulin.
“Saat mengonsumsi semut jepang ini akan menimbulkan rasa mual dan tidak mau makan. Dengan begitu otomatis kadar gula darah turun. Mungkin prinsip ini yang dipahami dalam terapi semut jepang,” papar Kepala SMF/KSM Penyakit Dalam RS. Dr. Sardjito ini.
Sementara, terkait berita pasien yang ususnya rusak, hancur, serta bernanah karena konsumsi semut jepang, Bowo menyebutkan hal itu masih diperlukan penelitian secara mendalam. Terdapat berbagai macam kemungkinan yang bisa menyebabkan kejadian tersebut.
“Umumnya kalau sudah terkena enzim di usus semut bisa mati. Namun, jika semutnya kuat dan tidak mati kemungkinan bisa merobek usus disana-sini, tapi bisa juga memang ususnya sudah rusak bukan karena makan semut ini,” urainya.
Bowo menyebutkan diabetes tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan dengan terapi insulin maupun obat-obatan. Selain itu, perlu juga menjalani gaya hidup sehat, yaitu dengan makan teratur sesuai kebutuhan, menjaga komposisi nutrisi yang seimbang, serta melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya.
Bowo mengimbau masyarakat untuk lebih perhatian saat memilih pengobatan herbal untuk pengobatan diabetes. Perlu dipastikan terlebih dahulu apakah pengobatan tersebut sudah terbukti secara ilmiah kemanfaatannya.
“Silakan untuk melakukan pengobatan herbal. Namun, perlu diperhatikan bahwa pengobatan itu sudah teruji secara ilmiah dan ada kepastian keamanan dan manfaatnya bagi tubuh,” terangnya. (Humas UGM/Ika)