Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar dunia pada tahun 1930, setelah Kuba. Namun, sejak tahun 1967, Indonesia berubah menjadi importir gula terbesar. Menyadari urgensi swasembada gula, Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk memperkuat kedaulatan pangan melalui peluncuran Sugar Cane Learning Center. Pusat pembelajaran pembelajaran tebu ini berfungsi sebagai tempat pelatihan dan inovasi untuk memperkuat sektor tebu rakyat yang memegang peranan penting dalam industri gula nasional.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., mengatakan melalui kolaborasi ini, UGM berkomitmen untuk mendukung program swasembada gula dan ketahanan pangan nasional. “Peningkatan produktivitas pertanian melalui inovasi dan pendidikan merupakan langkah nyata yang dapat membawa Indonesia menuju kemandirian di sektor pangan, sekaligus memastikan kesejahteraan petani tebu rakyat,” kata Jaka Widada pada laporan Dies Natalis ke-78, Jumat (27/9), di Auditorium Prof. Ir. Harjono Danoesastro.
Menurut Dekan, Dies ke-78 ini jadi momentum penting untuk mendukung swasembada gula dan ketahanan energi nasional, di tengah tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian pangan global.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, S.P., M.Si., mengatakan Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi jika mampu meningkatkan produktivitas tebu dari 5 ton menjadi 8 ton per hektar, yang sebenarnya masih separuh dari capaian produktivitas Indonesia pada tahun 1930. “SGN bersama UGM dan Kementerian Pertanian telah berdiskusi panjang terkait langkah-langkah penguatan ekosistem tebu rakyat, yang mencakup inovasi teknologi, peningkatan kapasitas petani, dan pemanfaatan lahan secara optimal,” ujarnya.
Untuk mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028, diperlukan penguatan ekosistem tebu rakyat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 yang menjadi roadmap untuk swasembada gula. “Peran utama PTPN adalah memperkuat ekosistem tebu rakyat, karena 65% bahan baku gula berasal dari petani rakyat. Kunci utama keberhasilan penguatan ekosistem ini adalah kesejahteraan petani,” jelas Mahmudi.
Ia menambahkan bahwa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis ke-78 pada 27 September 2024 di Auditorium Prof. Ir. Harjono Danoesastro dengan tema “Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan”. Acara ini menjadi momentum penting untuk mendukung swasembada gula dan ketahanan energi nasional, di tengah tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian pangan global.
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., Rektor UGM, dalam pidato sambutan di Rapat Senat Terbuka Dies Natalis Fakultas Pertanian menegaskan pentingnya inovasi pertanian modern untuk menjawab kebutuhan pangan strategis dan mendukung kesejahteraan masyarakat. “Inovasi di sektor pertanian kini menjadi kebutuhan mendesak. Saya berharap Dies Natalis ke-78 ini dapat menjadi ajang refleksi dan semangat baru dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang berdaulat dan mandiri,” ujar Ova.
Penulis : Rahma
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Faperta