Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada kembali menegaskan peran strategisnya dalam mendukung implementasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila, khususnya di lingkup perguruan tinggi di daerah. Belum lama ini, tim dosen Fakultas Filsafat mengisi lokakarya Pengembangan Ilmu Kepancasilaan di Perguruan Tinggi di Universitas PGRI Wiranegara (Uniwara), Pasuruan, Jawa Timur, sabtu (24/8) lalu
Lokakarya ini diselenggarakan dalam rangka pengabdian masyarakat tim dosen UGM yang terdiri atas Dr. Heri Santoso, M.Hum., Drs. H. Abdul Malik Usman, M.Si., dan Drs. Imam Wahyudi; serta mahasiswa Program Studi S3 Filsafat, Surono, M.A. Kegiatan ini juga menjadi kelanjutan dari kerja sama antara Uniwara dan Fakultas Filsafat UGM yang diinisiasi pada tahun 2023 lalu.
Heri selaku ketua tim pengabdian menerangkan pengembangan ilmu kepancasilaan ini dilakukan untuk mengembangkan aplikasi dari nilai-nilai Pancasila dalam bidang pendidikan, penelitian, publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun ini, tema yang diusung lebih difokuskan pada pengembangan ilmu, khususnya ilmu sosial, budaya, dan keagamaan.“Idealnya untuk mengembangkan ilmu-ilmu yang berdasarkan Pancasila, ilmuwan dan dosen seharusnya diawali dengan kajian filsafat ilmu dan filsafat Pancasila, karena keduanya merupakan cabang filsafat yang mendasari diskursus ini,” terangnya.
Menurut Heri, tantangan perguruan tinggi sekarang ini mengangkat sejumlah fenomena dan tantangan ilmu sosial-humaniora dalam menerangkan relevansi filsafat ilmu bagi pengembangan keilmuan di perguruan tinggi serta gagasan ilmu berdasarkan Pancasila yang telah dirintis oleh para ilmuwan seperti Filsafat Pancasila, Ilmu Negara dan Hukum Pancasila Notonagoro, Ilmu Ekonomi Pancasila Mubyarto. dan Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo. “Ada keprihatinan yang mendalam tentang kondisi atau krisis ilmu di Indonesia. Sudah ada konsep, model, komunitas ilmuwan dan kelembagaannya, namun estafet gerakan terputus,” ucapnya.
Abdul Malik Usman menerangkan lokakarya ini diharapkan dapat menjadi momentum dalam upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang keilmuan di perguruan tinggi di Indonesia. Adapun luaran yang diharapkan dalam bentuk bahan ajar, modul, video pembelajaran, dan karya ilmiah oleh para dosen, yang mengintegrasikan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila.
Dikatakan Malik Usman, sebagai warga bangsa, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara adalah final. Sebab, nilai-nilai kepancasilaan harus terus hidup, terinternalisasi dalam pikiran, sikap, dan tindakan seluruh warga bangsa, tak terkecuali kalangan civitas akademika di perguruan tinggi. Bahkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di lingkungan kampus UGM, sudah menghadirkan beberapa topik bahasan yang beririsan dengan kepancasilaan seperti Konsep Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam Islam Ormas-Ormas Islam dan Nasionalisme ke-Indonesiaan Persatuan dalam Kebhinekaan. “Topik-topik tersebut didesain sedemikian rupa walau secara eksplisit tidak menyebut Pancasila, akan tetapi secara implisit ia bermuara pada ikhtiar mengejawantah, merawat, mengkristalisasi, dan merevitalisasi nilai-nilai luhur Pacasila,” jelasnya.
Rektor Uniwara, Dr. H. Daryono, M.Pd., menyambut baik kerja sama yang sudah dirintis dengan Fakultas Filsafat UGM. Menurutnya dengan adanya lokarya pengembngan ilmu kepancasilaan ini akan makin mendorong implementasi internalisasi nilai-nilai Pancasila secara mandiri, serta berperan sebagai penggerak bagi perguruan tinggi lainnya di Indonesia. “Diharapkan hasil dari lokakarya ini dapat memperkuat implementasi nilai Pancasila dalam proses pembelajaran di Uniwara dan menyebarluaskan praktik baik ini ke perguruan tinggi lainnya,” ujarnya.
Penulis : Gloria
Editor : Gusti Grehenson