Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton CO2e menjadi 398 juta ton CO2e pada tahun 2030. Untuk menurunkan gas emisi rumah kaca ini, selain pegenmbangan energi baru dan terbarukan, namun pelestarian kawasan hutan mangrove memiliki potensi yang besar dalam mengurangi emisi karbon yang diproduksi di Indonesia. Namun pencatatan stok karbon mangrove ini memerlukan keahlian khusus sehingga UGM melatih 80 orang peneliti dan petugas pencatatan serapan karbon yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Nah, mangrove ini memiliki potensi untuk menyimpan karbon jadi sebagai karbon sink. Di pohonnya dan juga di tanahnya, di bawahnya. Di tanahnya itu justru lebih banyak. Sekitar 70-80 persen penyerapan karbon itu justru di tanahnya,” kata Dosen Fakultas Geografi UGM Prof. Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., ditemui di sela-sela Pelatihan Ecosystem-Based Approach (Eba) untuk Konservasi Mangrove dan Pemetaan Stok Karbon Permukaan Mangrove untuk Mendukung Program Indonesia’s Folu Net Sink 2030 di Hotel Santika Yogyakarta, Rabu (20/11).
Menurut Kamal, kemampuan mangrove untuk menyimpan karbon baik di pohon mangrove itu sendiri maupun di tanah dimana ia tumbuh. Hal ini menjadikan mangrove memiliki potensi yang besar dalam mengurangi emisi karbon yang diproduksi di Indonesia.
Ia menyebutkan Indonesia memiliki sumber daya mangrove yang cukup besar sehingga kelestarian mangrove itu harus dijaga. Keberadaan hutan mangrove ini potensial meningkatkan serapan karbon sehingga Indonesia memiliki peran cukup signifikan dalam mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Meski demikian, pencatatan soal pemetaan stok karbon yang dihasilkan oleh mangrove ini belum sepenuhnya dikuasai dengan baik karena memerlukan keahlian dan keterampilan sendiri. “Kita memberikan pelatihan kemampuan untuk mengestimasi, menghitung jumlah karbon yang tersimpan dalam pohon mangrove,” kata Kamal.
Menurutnya, para peserta pelatihan yang terdiri dari 80 orang yang berasal dari berbagai instansi ini dapat membawa keahlian yang sudah dikuasai kembali ke daerah asal mereka dan menggunakannya untuk menghitung jumlah carbon sink yang diserap oleh mangrove di daerah masing-masing, supaya jumlah emisi karbon yang berkurang karena adanya mangrove di berbagai daerah di Indonesia dapat diketahui.
Kamal berharap kelestarian dari pohon mangrove dapat terus terjaga, dan penyerapan karbon oleh mangrove dapat menjadi sebuah kontribusi yang signifikan oleh Indonesia di kancah Internasional dalam penanganan isu perubahan iklim.
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi menuturkan bahwa kegiatan pelatihan ini tidak hanya terbatas dari teori dan praktik saja, tetapi juga peningkatan SDM dan pengembangan talenta para peserta. Menurutnya, pelatihan ini merupakan salah satu usaha strategis bagi Indonesia dalam hal pengelolaan lingkungan. “Kata kunci pelatihan ini adalah sustainable land management. Semua vegetasi dapat hidup apabila landscape terjaga,” ujar Danang.
Sementara Kepala Pusdiklat KLHK RI, Dr. Ir. Kusdamayanti, M.Si., turut menyampaikan sambutannya tentang pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM. Keberagaman peserta pelatihan akan membawa keuntungan karena peserta datang dari berbagai daerah. “Harapannya, para peserta dapat mengaplikasikan materi yang telah dipelajari di daerah masing-masing,” ucapnya.
Seperti diketahui, Fakultas Geografi UGM bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyelenggarakan Pelatihan Pemodelan Landscape Dynamics dalam Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan serta Pelatihan Ecosystem-Based Approach (Eba) untuk Konservasi Mangrove dan Pemetaan Stok Karbon Permukaan dalam rangka Mendukung Program Indonesia’s Folu Net Sink 2030 di Hotel Santika dan Hotel Porta pada 19-22 November mendatang. Selama kegiatan pelatihan yang berlangsung selama 4 hari itu. Pembelajaran teori akan berlangsung selama 3 hari, sedangkan pembelajaran praktik akan berlangsung satu hari. Di hari ketiga, para peserta pelatihan akan mempraktekkan akuisisi data dalam landscape dynamic modelling. Setelah pengambilan data dilakukan, para peserta akan mendiskusikan hasil temuan mereka.
Penulis : Hanif dan Tiefany
Editor : Gusti Grehenson
Foto. : Freepik