
Universitas Gadjah Mada berkomitmen untuk menjadi salah satu kampus sehat bertaraf internasional. Komitmen tersebut dimulai sejak 2019 lalu dengan mendorong program Health Promoting University (HPU) dengan menggelar berbagai kegiatan yang menciptakan perilaku hidup sehat di kalangan civitas akademika.
Visitasi ASEAN University Network-Health Promotion Network (AUN-HPN) pada Jumat (14/3), menjadi salah satu upaya UGM untuk menggandeng pihak luar untuk melakukan penilaian terkait manajemen mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan. Evaluasi dari pihak luar ini, menunjukkan keseriusan UGM dalam menjaga keamanan, kenyamanan, dan kesehatan seluruh warga kampusnya.
Tim visitor AUN-HPN sempat meninjau kantin dan klinik Sehati FK-KMK, klinik Gadjah Mada Medical Center (GMC) dan pengelolaan sampah di Fakultas Teknik (FT) yang dinilai harus sesuai dengan standar penilaian kampus sehat. Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu (BPKT) UGM, Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS., menyampaikan bahwa pengelolaan sampah di FT UGM memberikan contoh praktik baik dan bisa disebarluaskan ke unit kerja lain. “Inovasi ini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah sampah,” kata Andreas, Rabu (19/3).
Andreas menambahkan, dalam kunjungan ke klinik FKKMK sempat disinggung soal pentingnya House Inahealth sebagai media kesehatan yang dikembangkan oleh kampus. Selanjutnya, kunjungan ke klinik GMC ), dibahas mengenai fasilitas kesehatan yang ada di kampus. “Klinik Sehati, GMC, unit kesehatan psikologi dan faskes lain, merupakan bentuk nyata pelayanan langsung kepada civitas UGM. Adanya fasilitas ini memudahkan akses bagi civitas. Selain itu, pelayan yang diberikan juga memiliki standar sehingga mutunya dapat terjamin,” paparnya.
Tim AUN-HPU juga sempat melakukan kunjungan ke Unit Layanan Disabilitas Universitas Gadjah Mada (ULD UGM). Menurut Ketua HPU UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D, menegaskan dalam kunjungan tersebut, ULD UGM memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen serta tendik penyandang berkebutuhan khusus. “Adanya ULD bertujuan agar mahasiswa itu tidak menghadapi hambatan di dalam mengikuti kuliah sehingga masukan dari mereka sangat diperlukan,” katanya.
Yayi menuturkan, adanya visitasi penilaian kampus sehat AUN-HPN ini makin memperkuat komitmen UGM dalam mendorong terciptanya kampus sehat, inklusif dan ramah lingkungan. “Intinya sebagai kampus inklusif, semuanya bisa kesempatan kuliah di UGM. Yang kedua, UGM tidak hanya memperhatikan pendidikan dan pembelajaran, tetapi juga kesehatan warga kampus,” tambah Yayi.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie