Bavarian Semiconductor Congress (BSC) 2024 kembali digelar pada 2-6 Juni silam. Mengangkat tema “Artificial Intelligence as an Innovation Driver for Microelectronics” dan “Sustainability as an Opportunity for the Bavarian Semiconductor and Electronics Industry“, BSC 2024 diselenggarakan oleh The Bavarian Ministry of Economic Affairs and Regional Development bekerja sama dengan Bavarian Chip Alliance. Konferensi internasional bergengsi ini mengumpulkan para ahli, profesional, dan perusahaan dari seluruh dunia untuk membahas perkembangan terbaru, inovasi, dan tren di industri semikonduktor.
Delegasi UGM yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Teknik, Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU, ACPE., dan Ketua Program Studi Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik (DTETI FT UGM), Ir. Agus Bejo, S.T., M.Eng., D.Eng., IPM., mengemban misi untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi di bidang semikonduktor. Selain mengikuti berbagai sesi presentasi dan diskusi panel, delegasi UGM dan peserta lainnya berkesempatan untuk mengunjungi pameran teknologi yang menampilkan produk dan solusi terbaru di bidang semikonduktor. BSC 2024 didesain untuk menjadi platform yang memungkinkan kolaborasi antara para peserta, mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri semikonduktor secara global.
Setelah menghadiri BSC, delegasi UGM melanjutkan kunjungan ke fasilitas Wafer Fab Infineon Technologies AG di Regensburg. Infineon Technologies AG adalah salah satu industri semikonduktor terkemuka di Jerman yang memiliki fasilitas produksi IC untuk berbagai bidang seperti industri, otomotif, dan komunikasi nirkabel. “Kunjungan ini memberikan wawasan mendalam mengenai proses produksi dan teknologi canggih yang digunakan dalam pembuatan IC,” ungkap Agus Bejo pasca kepulangannya dari Jerman.
Stuttgart University, ULM University, Dresden University, dan Ferdinand-Braun-Institut (FBH), empat universitas terkemuka di Jerman yang dikenal memiliki fasilitas di bidang semikonduktor juga tidak luput untuk dikunjungi. Kunjungan ke perguruan tinggi ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas kampus terbaik yang memiliki penelitian di bidang semikonduktor. Selain itu, DTETI FT UGM juga menjajaki peluang kerja sama joint research dan penandatanganan MoU yang diharapkan dapat mendukung pengembangan industri semikonduktor di Indonesia antara universitas di Jerman melalui pengiriman mahasiswa master maupun doktor dengan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Pada kegiatan BSC 2024, UGM bersama sebelas perguruan tinggi Indonesia lainnya yang tergabung dalam ICDeC, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Lampung (Unila), Universitas Sumatera Utara (USU), Institut Teknologi Sumatera (Itera), Institut Teknologi Kalimantan (ITK), dan Universitas Hasanuddin (Unhas), serta perwakilan dari beberapa kementerian seperti Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), dan LPDP, dipimpin oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, bersama timnya yang terdiri dari DCM, Konsul Jenderal, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, koordinator fungsi ekonomi, dan staf konsuler KBRI Berlin.
Arif yang juga merupakan anggota Satgas Semikonduktor, menjelaskan tujuan utama Indonesia mengikuti kegiatan BSC 2024 adalah untuk meningkatkan jumlah tenaga ahli di bidang semikonduktor. “Harapannya, Indonesia mampu mencetak 500 tenaga ahli dalam lima tahun ke depan melalui beasiswa master dan doktor di Jerman dengan topik semikonduktor, serta meningkatkan kapasitas peneliti Indonesia melalui penelitian bersama dengan profesor di Jerman,” jelasnya.
Kegiatan ini mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu penguatan pendidikan berkualitas dengan meningkatkan kapasitas tenaga ahli dan peneliti di bidang semikonduktor, serta mendukung pengiriman mahasiswa untuk program master dan doktor (SDG 4); penguatan infrastruktur industri semikonduktor di Indonesia (SDG 9); dan penguatan kemitraan global antara universitas dan industri di Indonesia dengan institusi di Jerman, memfasilitasi transfer teknologi, pengetahuan, dan inovasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 17).
Reportase: Agus Bejo/Rasya Swarnasta
Foto: Agus Bejo