Ombak lautan yang terus menderu tidak mengganggu konsentrasi Muhammad Ivan Pratista, Mahasiswa KKN-PPM UGM unit Sarmi dalam membantu seorang ibu bernama Nice Isabel Kondi dalam proses persalinan di tengah lautan lepas Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua, Sabtu (10/8). Beruntung Ivan yang merupakan mahasiswa program studi Profesi Kedokteran ini berhasil membantu persalinan dengan selamat. Padahal niat awalnya ia hanya ingin mengantar si ibu menuju fasilitas kesehatan terdekat dikarenakan tenaga kesehatan tidak berada di tempat.
Kisah ini bermula, saat Ivan dan anggota tim KKN-PPM UGM yang lain sedang melaksanakan program KKN seperti biasa. Namun, kondisi ini segera berubah ketika mereka dikejutkan dengan teriakan seorang ibu kader posyandu yang tidak berada jauh dari mereka. “Anak Ivan, tolong ada Mama Nice mau melahirkan!” seru ibu tersebut.
Sebagai mahasiswa dari Program Studi Profesi Kedokteran dan satu-satunya anggota tim dari bidang kesehatan, Ivan bergegas memeriksa kondisi Mama Nice yang sedang dalam posisi pembukaan tiga. Sebenarnya pelayanan persalinan di wilayah Sarmi biasanya dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah tersebut. Namun, saat itu petugas kesehatan sedang tidak berada di tempat dan Mama Nice tidak punya pilihan lain. Semua setuju bahwa Mama Nice harus segera dibawa ke Rumah Sakit di pulau utama untuk mendapatkan pelayanan terbaik. Namun, untuk menjangkau rumah sakit yang ada di pulau utama, mereka harus menyeberangi lautan luas menggunakan kapal speedboat.
Beberapa saat sebelum menuju dermaga penyeberangan, Ivan terlebih dahulu mengambil peralatan untuk dibawa, dan benar saja alat yang tersedia terbatas. Dengan alat yang tersedia hanya untuk perawatan luka dan infus, Ivan segera berlari menuju ke pelabuhan penyeberangan sejauh kurang lebih 2 km dari pustu. Setibanya Ivan di kapal cepat, Mama Nice sudah ditemani oleh beberapa ibu kader posyandu. Mama Nice sudah dalam kondisi kontraksi dan lemas, tidak lama mereka pun berangkat menuju pulau lepas. Ivan menjadi satu-satunya mahasiswa KKN-PPM UGM yang ikut mengantar Mama Nice melahirkan ke pulau utama.
Tiga puluh menit perjalanan dan posisi kapal di tengah lautan lepas, Mama Nice mulai mengalami kontraksi yang hebat, pembukaan pun semakin besar dan harus segera dibantu bersalin. Dengan ombak yang menderu dan tidak ada penampakan daratan, Ivan mempersiapkan dirinya untuk membantu Mama Nice. Dilihatnya peralatan seadanya yang ia bawa dari Pustu, Ivan berusaha percaya diri dan bertekad membantu Mama Nice. Dengan segala keyakinan atas kemampuan yang ia miliki, Ivan mengambil alih situasi dan memutuskan untuk menghentikan kapal di laut lepas dan memulai persalinan di atas speedboat.
“Bersyukur, persalinan dapat berjalan dengan lancar, kira-kira pukul dua siang lahir bayi laki-laki dengan sehat dan ibunya pun sehat,” ucap Ivan dengan lega.
Menurutnya, pengalamannya menolong seorang ibu melahirkan bukanlah pengalaman yang ia duga akan didapatkan selama KKN di Pulau Liki.
Saat Speedboat kembali ke pulau, semua tampak bahagia menyambut kelahiran anak Mama Nice. Kebahagiaan semakin bertambah saat Mama Nice mengumumkan nama anak laki-laki yang ia lahirkan tersebut. Saat perjalanan kembali ke pulau, Mama Nice memutuskan untuk memberi nama bayi laki-lakinya yang baru lahir itu dengan nama Ivan Maureets Teno, sesuai dengan nama Ivan yang telah menolong ibu dari bayi tersebut. “Saya beri nama Ivan,” kata Mama Nice dengan berkaca- kaca.
Ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Ivan yang telah menolongnya. “Saya berterima kasih dan bersyukur kepada orang-orang telah menyelamatkan jiwa saya dan anak saya,” ujar Mama Nice tersenyum dengan menggendong bayinya.
Ivan tersenyum dan ikut haru saat mendengar namanya dijadikan nama anak laki-laki Mama Nice. “Ivan merupakan nama saya, Maureets nama driver speedboat, dan Teno adalah nama marganya,” ujar Ivan.
Kisah heroik Ivan ini menyebar luas dan mulai ramai di media sosial. Kisah Ivan menunjukkan bagaimana seorang mahasiswa muda berani menghadapi situasi sulit dan penuh keterbatasan demi menyelamatkan nyawa ibu dan anak di daerah yang sangat terpencil dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bagi Ivan, yang ia lakukan bukan semata-mata bagian tugas dalam melaksanakan KKN-PPM, tetapi merupakan sebuah panggilan kemanusiaan. Dengan semangat terus mau belajar, memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan, dan senang membantu sesama, itulah prinsip yang mengantarkan Ivan hingga tetap tenang dan dapat membantu Mama Nice dalam menghadapi situasi sulit seperti kisah yang ia alami.
Kisah Ivan ini membuat bangga Ardhya Nareswari, S.T, M.T, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UGM di Pulau Liki. Keberanian Ivan ini juga mendapat apresiasi dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada, termasuk Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Dr. dr. Rustamaji.,M.Kes yang mengelola KKN-PPM di UGM. “Semoga kisah ini memberikan dampak positif bahwa KKN-PPM UGM yang hampir menjangkau seluruh wilayah Indonesia hingga di wilayah terluar memberikan banyak pengalaman yang menjadi bekal para mahasiswa untuk semakin mencintai Indonesia dan mengabdi untuk negeri,” pesannya.
Seperti diketahui, Pulau Liki merupakan salah satu pulau terluar di timur Indonesia berada di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, memiliki jumlah penduduk kurang lebih hanya 300 orang dengan 92 kepala keluarga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.
Reportase : Halimah/Humas DPkM
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson