• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Dosen FKKMK UGM Paparkan Pengobatan Tradisional Indonesia di Konferensi Internasional Thailand

Dosen FKKMK UGM Paparkan Pengobatan Tradisional Indonesia di Konferensi Internasional Thailand

  • 14 November 2022, 13:58 WIB
  • Oleh: Ika
  • 609
Dosen FKKMK UGM Paparkan Pengobatan Tradisional Indonesia di Konferensi Internasional Thailand

Dosen FKKMK UGM, Dr. ret. nat. Apt. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc., memaparkan pengobatan tradisional Indonesia dalam Konferensi Internasional Pengobatan Tradisional (Traditional Medicine) yang diadakan oleh Center of Applied Thai Traditional Medicine (CATTM), Siriraj, Mahidol University, Thailand pada 9 - 11 Nopember 2022.

CATTM Siriraj merupakan salah satu pusat kolaborasi WHO (WHO Collaborating Center) dalam hal pengobatan tradisional. Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 10 negara yaitu Thailand, United Kingdom, Iran, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, dan Hongkong.

Sebagai wakil dari Indonesia, Arko Jatmiko Wicaksono menyampaikan makalah berjudul Traditional Medicine in Indonesia : Recent Progress on Its Transformation Process.

Dalam makalahnya, peneliti di Pusat Kedokteran Herbal ini mengatakan pengobatan tradisional sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini terlihat dari gambar aktivitas pengobatan pada relief pahatan tembok candi Borobudur dan isi kandungan kitab Centhini yang mempertegas eksistensi pengobatan tradisional, utamanya di Jawa.

“Namun, di sisi lain tidak sedikit tenaga medis yang enggan meresepkan obat herbal karena kurangnya pengetahuan mereka terkait pengobatan tradisional dan kurangnya data saintifik yang bisa dijadikan pegangan dalam praktek medisnya,”paparnya.

Ia mencontohkan kunyit asam dikenal sebagai suplemen untuk menstruasi dan sudah ada ribuan riset terkait aktivitas farmakologisnya. Bahkan, uji klinis pada manusia membuktikan sedikitnya efek samping dari penggunaan herbal kunyit. Kendati begitu beberapa literatur mengindikasikan bahwa pada awal kehamilan ternyata kunyit sebaiknya tidak banyak dikonsumsi oleh ibu hamil. Sebab, kunyit mampu merangsang kontraksi uterus sehingga dapat meningkatkan risiko abortus. Sebaliknya, efek memicu kontraksi uterus tersebut bisa jadi justru sangat membantu, jika digunakan pada akhir masa kehamilan untuk merangsang persalinan.

Oleh sebab itu, lanjutnya, BPOM mengatur dan menggolongkan herbal menjadi 3 jenis yakni jamu yang cara pembuatan dan klaim penggunaannya berbasis data empiris, obat herbal terstandar yang khasiat dan keamanannya sudah dibuktikan melalui serangkaian uji preklinis, dan fitofarmaka yaitu herbal yang sudah teruji klinis indikasi penggunaannya. Pada proses pembuatannya, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka sudah terstandarisasi mengikuti Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik sebagai sebuah prosedur baku yang diakui legalitasnya sehingga kualitasnya senantiasa terjaga.

Dosen yang berafiliasi di Departemen Farmakologi dan Terapi ini mengatakan meski sudah ada proses penjaminan mutu khasiat serta keamanan herbal oleh BPOM, akan tetapi aksesibilitas dan penggunaan obat herbal sebagai obat pilihan dalam pelayanan medis masih terkendala. Semakin kuat data ilmiah suatu sediaan obat herbal, semakin mahal harga jualnya.

“Contoh Tensigard (Fitofarmaka) apabila dibandingkan dengan Amlodipin (obat kimia konvensional) harganya bisa 10 kali lipat lebih mahal, untuk indikasi medis yang sama,"katanya.

Menurutnya, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau biasa disebut sebagai Universal Health Coverage seharusnya memainkan peran penting. Sayangnya, ada aturan kontradiktif yang menyulitkan herbal untuk masuk dalam list pembiayaan oleh JKN, yakni Permenkes No. 54 th. 2018.

"Untuk mensukseskan obat modern asli Indonesia (OMAI) memainkan peran strategis, dalam rangka mendukung kemandirian farmasi nasional, aturan tersebut sangat perlu ditinjau ulang," ucapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan penting untuk melakukan penelitian herbal berbasis databank. Tujuannya untuk memetakan berbagai interaksi dalam sediaan herbal baik untuk memprediksi keamanan maupun untuk menjadikannya menjadi memiliki "boosting effect" (herbal dengan khasiat lebih manjur).  Sementara itu, di Indonesia hingga saat ini baru ada prototipe penggunaan artificial intelligece utk memprediksi korelasi senyawa aktif dengan penyakit tertentu. Kedepan pengembangan databank berbasis interaksi obat menggunakan data hasil uji preklinis dan data klinis, penting untuk dikembangkan bersama-sama, melibatkan para ahli di bidang farmasi-kedokteran herbal, biologi molekuler, bioinformatik dan pengambil kebijakan.

Penulis: Ika

 

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Paparkan Potensi Lumut Hati di Konferensi Internasional

    Monday,15 July 2013 - 8:29
  • Pengoleksian Data Riset Pengobatan Tradisional Perlu Lebih Diintensifkan

    Thursday,09 December 2010 - 9:31
  • Mahasiswa FKKMK UGM Juara 1 Kompetisi Internasional SIMPIC 2018

    Thursday,22 March 2018 - 8:06
  • Mahasiswa FKKMK UGM Raih Penghargaan Kompetisi Kedokteran Internasional

    Thursday,04 April 2019 - 14:21
  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi

    Thursday,09 February 2023 - 11:51

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual